Kemenkes: Aksi Hirup Napas Pasien COVID-19 Berisiko dan Tak Berdasar

Kemenkes: Aksi Hirup Napas Pasien COVID-19 Berisiko dan Tak Berdasar

Isal Mawardi - detikNews
Senin, 19 Jul 2021 07:45 WIB
Viral Terapis Tuna Rungu di Jombang Meninggal Usai Hirup Nafas Pasien Corona
Foto: Tangkapan Layar
Jombang -

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI menanggapi seputar viralnya aksi terapis tunarungu, Masudin, menghirup napas pasien COVID-19 di Jombang. Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kemenkes RI, dr Siti Nadia Tarmizi, menyebut aksi hirup napas pasien COVID-19 tersebut tidak memiliki dasar.

"Terapi ini tidak ada dasar ilmiahnya," ujar Siti Nadia lewat pesan singkat kepada detikcom, Minggu (18/7/2021).

Menurutnya, penularan COVID-19 melalui saluran pernapasan, sehingga warga diminta memakai masker. Jika tidak memakai masker lalu menghirup napas pasien COVID-19, tentu akan sangat berisiko.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Risiko ini terjadi bagi keduanya (terapis dan pasien) karena tidak ada proteksi. Masker," tutur Nadia.

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dr Siti Nadia TarmiziJuru Bicara Vaksinasi Covid-19 dr Siti Nadia Tarmizi (Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden)

Nadia mengimbau masyarakat lebih selektif dan memilih metode pengobatan yang telah dianjurkan dokter. "Masyarakat untuk mempercayai metode pengobatan yang sudah diberikan oleh dokter di RS/puskesmas dan tidak mudah percaya pada terapi yang malah membahayakan diri dan keluarga," tutupnya.

ADVERTISEMENT

Video aksi Masudin menghirup napas pasien COVID-19 sempat diposting ke akun Instagram milik Masudin, @mr.masudinjombang, pada 8 Juni 2021. Video berdurasi 1 menit 5 detik itu dihapus tiga hari kemudian.

Setelah terapis tunarungu asal Desa Banyuarang, Kecamatan Ngoro, Jombang, itu meninggal dunia pada Selasa (13/7), video tersebut menjadi viral. Karena warganet mengaitkan video tersebut dengan meninggalnya Masudin. Jadi terkesan bapak enam anak itu meninggal akibat nekat menghirup napas pasien COVID-19.

Berdasarkan keterangan Pemerintah Desa Banyuarang dan asisten Masudin, terapis tunarungu itu meninggal bukan karena terinfeksi COVID-19. Melainkan karena penyakit lambung yang sudah akut. Terlebih, istri dan dua anak Masudin negatif Corona berdasarkan hasil tes swab antigen pada Rabu (14/7).

Sebelum meninggal, Masudin kerap mengobati teman dan keluarganya yang terinfeksi COVID-19, tapi tergolong orang tanpa gejala (OTG).

Simak video 'Sejumlah Media Asing Soroti Lonjakan Kasus COVID-19 di Indonesia':

[Gambas:Video 20detik]



(isa/imk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads