"Sudah kita sosialisasikan, termasuk ke seluruh RS untuk tidak membunyikan sirine ambulans (saat masuk Kampung Keputih)," kata Wakil Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Surabaya, Irvan Widyanto saat dihubungi detikcom, Kamis (15/7/2021).
Irvan mengatakan, semua RS di Surabaya tidak memberikan penolakan soal sosialisasi itu. Semuanya menyetujui untuk tidak membunyikan sirine mobil jenazah.
"Bersedia semua (RS di Surabaya untuk tidak membunyikan sirine)," ujarnya.
Rabu (14/7) malam dipasang banner di pintu masuk Kelurahan Keputih. Dalam banner tersebut, warga meminta semua mobil jenazah mematikan sirine saat melintas di Keputih, dan para pengantar jenazah tidak arogan.
"Anda memasuki wilayah kampung Kelurahan Keputih. 1. Ambulance (mobil jenazah) matikan sirine. 2. Pengantar jenazah jangan arogan. #Jangan mengganggu ketentraman kampung kami#," berikut isi banner tersebut.
Salah seorang warga Jalan Keputih Tegal, Arin (36) merasa terganggu dengan sirine mobil jenazah. Terlebih saat waktu salat tiba. Suara azan dengan sirine barengan.
"Terganggu banget sama sirine, tengah malam masih ada ambulans, kadang bareng-bareng lewatnya berjajar, tiap 5 menit ada. Waktunya salat, azan seharusnya ya ga usah dihidupin sirine. Tapi mulai kemarin ga ada yang bunyi," kata Arin kepada detikcom. (sun/bdh)