Salah seorang pedagang, H. Deri menuturkan dalam sehari hanya laku tak lebih dari 5 ekor saja. Padahal, tahun-tahun sebelumnya bisa laku hingga puluhan ekor per harinya.
"Ya mungkin karena PPKM Darurat ini mas. Orang atau lembaga jadi enggan berkurban," kata H. Darin, membuka lapak di Jalan Mastrip, Sukowiryo, saat berbincang dengan detikcom di lapaknya, Kamis (15/7/2021).
Dia mengatakan, penurunan drastis omzetnya tersebut lantaran saat ini tidak banyak warga yang akan berkurban. Karena memang sedang ada pembatasan aktivitas dan kerumunan saat PPKM Darurat.
Biasanya, imbuh Deri, saat Idul Adha seperti ini instansi, sekolah, maupun lembaga lainnya pasti melakukan kurban, lalu dibagikan ke warga sekitar. Baik sapi maupun kambing. Dan jumlahnya biasanya hingga mencapai puluhan tiap lembaga.
"Sekarang malah gak ada sama sekali. Kalaupun ada, sifatnya hanya perorangan saja. Itupun paling hanya seekor," tukasnya.
Pantauan di lapangan, di Kota Bondowoso hanya ada 1 pedagang yang sengaja membuka lapak penjualan kambing. Itu pun juga tak banyak kambing yang disediakan.
Pun harganya normal, cenderung lebih rendah dibanding Idul Adha tahun-tahun sebelumnya. Padahal, momentum hari raya kurban biasanya harga kambing dan sapi dipastikan lebih tinggi.
Harganya 20% hingga 40% lebih tinggi dibanding hari biasa. Itupun penjualannya laris manis. Sehingga momentum tersebut boleh dibilang masa panen para pedagang sapi dan kambing dadakan tersebut.
Simak Video: PPKM Darurat, Pasokan Hewan Kurban ke Purwakarta Terkendala Penyekatan
(fat/fat)