.webp)
"Kita punya kesempatan menolong sesama melalui donor plasma darah, ini merupakan investasi akhirat yang luar biasa. Sekarang kalau diminta untuk donor, purun nopo mboten (mau apa tidak)?," ujar Emil yang disambut kesediaan oleh para penyintas.
Bukan tanpa alasan Emil meminta penyintas untuk mendonorkan plasma konvalesen. Pasalnya, di Jatim angka kematian COVID-19 cukup tinggi. Selain itu, muncul kabar stok plasma konvalesen mulai langka di PMI.
"Saya berharap teman-teman dari penyintas untuk mau mendonorkan. Ini adalah investasi akhirat, memberi harapan kesembuhan kepada pasien yang membutuhkan," terangnya.
Mantan Bupati Trenggalek ini berpesan kepada penyintas untuk bersedia mendonorkan plasma konvalesen. Apalagi, kasus COVID-19 secara nasional tengah melonjak.
Ketua Komunitas Penyintas Ikatan Alumni Rumah Sakit Lapangan Indrapura (RSLI), Edy Sukotjo menjelaskan, berdasar data yang dihimpun PMI Jatim, bahwa antrean untuk mendapatkan plasma konvalesen meningkat tajam. Khususnya di Kota Surabaya dan Sidoarjo.
"Di Surabaya antreannya aja ada sekitar 600-an, dan di Sidoarjo kemarin kita cek ada sekitar 250-an," jelas Edy.
Sementara, Penanggungjawab RSLI Surabaya, Laksamana Pertama TNI dr. I Dewa Gede Nalendra Djaya Iswara menyampaikan, bahwa banyak perjuangan dan pengorbanan yang telah dilewati para pasien untuk mendonorkan plasma konvalesen mereka.
"Saya juga ikut bangga bahwa bapak dan ibu dapat melewati masa masa yang sulit, bagaimana harus meninggalkan keluarga, juga yang mencari nafkah harus berhenti bekerja sementara," ujarnya. (iwd/iwd)
