Bupati Trenggalek, Mochammad Nur Arifin, membenarkan mikro lockdown. Namun mikro lockdown itu bagi pasien COVID-19 tanpa gejala.
"Tadi saya keliling memberikan pemahaman ke kecamatan, kalau tidak melakukan mikro lockdown. Sumberdaya yang perlu dikeluarkan terlalu banyak, rumah sakit kapasitasnya sudah penuh, rumah sakit darurat sudah penuh. Asrama COVID-19 sebentar lagi full," kata Arifin saat dikonfirmasi, Senin (5/7/2021).
Menurutnya, selama pelaksanaan mikro lockdown, pemerintah daerah akan menjamin pasokan logistik bagi keluarga yang terpapar COVID-19. Tak hanya itu bagi warga di dalam kawasan lockdown yang memiliki hewan ternak, akan mendapat jaminan pakan.
"Logistik kami penuhi, pakan ternak kami penuhi, kemudian vitamin kami penuhi," jelasnya.
Baca juga: 7 Nakes Terpapar COVID-19, Kapasitas Bed RSUD Pacitan Juga Overload |
Langkah mikro lockdown dinilai paling efektif dalam penanganan membeludaknya jumlah pasien. Hal tersebut sekaligus akan memberikan ruang tambahan di ruang perawatan maupun asrama COVID-19.
Sebab jika orang tanpa gejala harus dikarantina di gedung asrama COVID-19 maka tidak akan mencukupi. Mengingat dalam satu periode karantina rata-rata membutuhkan waktu selama 10 hari.
"Yang paling murah ya lingkungan itu kita tutup. Kemudian khusus yang bergejala dan butuh fasilitas kesehatan baru kita bawa ke fasilitas kesehatan," imbuh Arifin.
Sementara itu dari data info COVID-19 Jawa Timur, jumlah warga yang terpapar virus Corona mencapai 4.637 orang, dengan rincian 223 masih aktif, 3.964 sembuh dan 450 meninggal dunia.
Prosentase kesembuhan pasien Corona di Trenggalek 85,49 persen dan angka kematian mencapai 9,70 persen. (fat/fat)