Polisi terus melakukan operasi PPKM darurat di sejumlah kawasan. Salah satunya di kawasan Kedungdoro. Masih banyak pedagang kaki lima (PKL) yang belum menutup lapak jualannya.
Di kawasan Pandegiling. Masih banyak ditemukan pedagang sayur, penjual makanan, dan warung kopi yang belum tutup, meski waktu sudah lewat pukul 20.00 WIB. Kawasan Gubeng, polisi bersama Satpol PP menindak tegas para pedagang yang masih menerima pembeli untuk makan di tempat. Sejumlah kursi warung disita Satpol PP Surabaya.
Pamenwas Kasium Polrestabes Surabaya Kompol Eko Darmanto mengatakan, pihaknya melakukan operasi sesuai Keputusan Gubernur (Kepgub). Pihaknya tidak segan mengangkut gerobak pedagang kalau masih nekat berjualan.
"Kita terapkan aturan ini PPKM darurat, kami bersama Satpol PP, aparat gabungan, kami mohon maaf ke pedagang kaki lima, boleh berjualan, tapi gak boleh makan di tempat, dan pukul 8 malam harus sudah tutup," ujarnya.
![]() |
Baca juga: Ini 8 Penyekatan di Pintu Masuk Jatim Saat PPKM Darurat |
Eko menegaskan, pihaknya akan memberi sanksi kepada warga yang masih nekat berjualan melebihi pukul 20.00 WIB.
"Ada sanksi administrasi, dan penutupan. Bila perlu kita angkut gerobaknya dibawa ke Satpol PP agar ada shock therapy. Kasus COVID-19 di Surabaya mulai tinggi, banyak yang meninggal, mobil ambulance inden. Kita nelongso, tindakan kita sesuai aturan, secara naluri kita kasian, tapi kita terapkan aturan ini, sesuai Inmendagri, Kepgub, Perwali. Semoga segera selesai, kalau mereda pada 20 Juli nanti, warga juga bisa dilonggarkan lagi," pungkasnya.
Dari pantauan detikcom sejak pukul 20.00 WIB, di Jalan Tunjungan, tampak lengang. Di kawasan ini, merupakan salah satu kawasan yang menerapkan physical distancing. Di kawasan Gubernur Suryo, tampak jalanan lengang. Hanya ada beberapa pengendara yang melintas.
Kemudian di kawasan Basuki Rahmat, tampak juga lengang. Biasanya pada malam Minggu, kawasan tersebut sangat ramai. Hal serupa juga terlihat di kawasan Panglima Sudirman. Jalanan sangat lengang.
(fat/fat)