Tak Kuasa Menahan Lelah, Nakes Kota Kediri Istirahat dalam Lemari

Tak Kuasa Menahan Lelah, Nakes Kota Kediri Istirahat dalam Lemari

Andhika Dwi - detikNews
Kamis, 01 Jul 2021 17:29 WIB
Lonjakan kasus COVID 19 di Kota Kediri membuat nakes RSUD Gambiran mulai kelelahan. Mereka bekerja lebih ekstra dengan risiko tinggi.
Nakes RSUD Gambiran yang tertidur di meja karena kelelahan/Foto: Istimewa
Kediri -

Lonjakan kasus COVID-19 di Kota Kediri membuat nakes RSUD Gambiran kewalahan. Mereka bekerja lebih ekstra dengan risiko tinggi.

Selain ruang isolasi pasien COVID-19, IGD juga menjadi tempat yang paling sibuk di tengah pandemi COVID-19. Dalam dua pekan terakhir, jumlah pasien bertambah banyak. Sehingga terjadi penumpukan pasien di IGD, menunggu perawatan.

"Pasien datang tak berhenti, akhirnya terjadi penumpukan di IGD. Itu yang membuat kami stres. Pasien yang datang duluan belum dapat kamar, sudah ada lagi pasien baru," ucap Gigih, Kepala Ruang IGD RSUD Gambiran Kota Kediri, Kamis (1/7/2021).

Total kapasitas IGD RSUD Gambiran hanya 18 bed. Namun sejak terjadi lonjakan kasus COVID-19, jumlah pasien yang datang tak kurang dari 30 orang setiap harinya.

Meski RSUD Gambiran telah menambah jumlah nakes, mereka tetap kewalahan menangani pasien. Saat ini ada 34 perawat dan bidan serta 20 dokter yang disiagakan untuk bekerja secara bergilir di rumah sakit rujukan pasien COVID-19 ini.

"Satu sisi kami harus melayani pasien dengan baik. Di sisi lain kami juga menjaga diri agar tidak terpapar. Satu tenaga medis sangat berarti dalam situasi seperti ini, jangan sampai ada yang sakit," imbuh Gigih.

Pasien yang datang ke IGD juga bervariasi. Mulai dengan gejala ringan hingga berat. Sebagian besar dari mereka memiliki gejala batuk, kehilangan indra penciuman, hingga sesak napas dengan saturasi oksigen yang rendah.

"Akhir-akhir ini banyak pasien dalam keadaan tidak bagus. Saturasi di bawah 90, frekuensi napas lebih dari 30," jelasnya.

Dalam kondisi seperti ini, seluruh nakes berusaha saling menguatkan. Tak jarang mereka juga memberi kesempatan rekannya untuk beristirahat, jika benar-benar tak mampu lagi bekerja. Belum lagi ketatnya Alat Perlindungan Diri (APD) yang membuat gerah dan berkeringat.

Standar Operasional Prosedur (SOP) penanganan pasien COVID-19 yang ketat juga menambah beban para tenaga medis ini. Untuk mencegah penularan virus kepada orang lain, pasien yang datang dan diisolasi tak boleh ditemani anggota keluarga. Sehingga seluruh kebutuhan pasien dilayani oleh tenaga medis seperti menyuapi makan hingga membersihkan diri.

Jika lelah dan mengantuk tak lagi bisa ditahan, mereka sering mencuri kesempatan untuk tidur di meja atau bersembunyi di dalam lemari besar IGD. "Di IGD ada lemari besar, kami sembunyi di dalam. Nyuri-nyuri waktu untuk duduk atau sekedar bersandar. Kadang tak terasa sampai tertidur sebentar. Lelah, kami sangat lelah," tegas Gigih.

Di tengah tekanan fisik dan psikis yang sangat besar, tak jarang mereka masih menghadapi permintaan keluarga pasien yang bertentangan dengan aturan. Juga tudingan 'sengaja dicovidkan' dari keluarga pasien yang membuat semangat mereka turun.

Direktur RSUD Gambiran, dr Fauzan Adima M.Kes menjelaskan, stigma tersebut tidak bisa dipungkiri masih berkembang di masyarakat. Pemahaman yang berbeda tentang COVID-19 membuat masyarakat sering menyepelekan keberadaan virus berbahaya ini.

"Kami berpegang teguh pada standar penanganan COVID-19. Kalau memang menunjukkan adanya virus dari hasil pemeriksaan laboratorium, ya kami sebut COVID. Kalau bukan ya, bukan. Kalau boleh berharap, kami ingin semua pasien yang datang ke rumah sakit negatif, tidak terpapar. Petugas sudah sangat kelelahan," kata dr Fauzan.

Fauzan juga berharap kepada masyarakat untuk tidak mendiskreditkan nakes jika pelayanan yang diberikan kurang berkenan. Namun RSUD Gambiran akan tetap menerima masukan dan saran jika disampaikan dengan cara yang sopan dan santun. Dia juga meminta masyarakat memahami situasi ini dan membantu dengan menerapkan protokol kesehatan.

"Mereka punya keluarga, mereka juga berisiko. Belum tentu mereka kuat, mudah-mudahan masyarakat memahami," harap Fauzan.

Halaman 3 dari 2
(sun/bdh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.