Pemuda di Nganjuk yang 9 Bulan Terbaring Sakit Butuh Uluran Tangan Pemerintah

Pemuda di Nganjuk yang 9 Bulan Terbaring Sakit Butuh Uluran Tangan Pemerintah

Sugeng Harianto - detikNews
Kamis, 01 Jul 2021 08:58 WIB
Pemuda Nganjuk 9 bulan kanker kerongkongan
Tubuh pria ini 9 bulan kurus dan lemah (Foto: Sugeng Harianto/detikcom)
Nganjuk - Seorang pemuda di Nganjuk terbaring sakit kanker kerongkongan selama 9 bulan. Ia yang kini dirawat di RSUD Kertosono membutuhkan uluran tangan.

Pemuda ini yakni Fajar Septiawan (20). Ia merupakan warga Dusun Jajar, Desa Sumberkepuh, Kecamatan Tanjunganom.

"Kalau kami tidak berharap apa-apa, hanya kesembuhan anak saya. Walaupun utang sudah banyak saat anak saya dirawat di RSU dr Soetomo Surabaya kemarin," ujar Sumarsih (41), ibu dari Fajar kepada detikcom di RSUD Kertosono, Kamis (1/7/2021).

Sumarsih mengatakan, Fajar dirawat di RSU dr Soetomo Surabaya sekitar tiga bulan. Mulai September sampai November 2020. Meski sudah memakai BPJS Kesehatan, ia harus tetap berutang untuk menopang kebutuhan sehari-hari selama di Surabaya.

Baca juga: Pemuda Nganjuk 9 Bulan Terbaring Sakit hingga Kehilangan Separuh Berat Badan

"Alhamdulillah memakai BPJS pemerintah. Tapi selama dua sampai tiga bulan menunggu di RS butuh makan dan lainnya. Itu berutang dari teman dan saudara. Total ada kalau Rp 40 juta," ucapnya dengan nada lirih.

Dijelaskan oleh Sumarsih, baru tiga bulan lalu dirinya dan sang suami memutuskan mengajukan kredit ke bank BRI untuk membayar utang. "Saya jujur utang BRI Rp 50 juta. Saya pakai bayar utang Rp 40 juta. Ini angsuran sudah mau bulan ketiga. Belum bisa bayar bulan ini karena terpakai kebutuhan jaga di RSUD lagi," ungkapnya.

Sumarsih menambahkan, pihaknya berharap pemerintah bisa meringankan bebannya saat ini. Selama ini Sumarsih dan sang suami, Sukarman (42) mengais rezeki sebagai penjual sayur keliling.

"Gimana ya semoga ada keringanan dari pemerintah," tambahnya.

Pantauan detikcom, Fajar dirawat di kamar nomor 9 Ruang Bogenvil. Ia ditemani kedua orang tua dan bibinya. Dengan dibantu alat pernapasan, sesekali Fajar tampak merintih memberi tanda memanggil ibunya.

Fajar merupakan anak pertama dari dua saudara. Kata Sumarsih, sebelum kena kanker kerongkongan, kondisi Fajar normal. Berat badan sekitar 80 kg dengan tinggi badan 183 cm.

Namun saat ini, lanjut Sumarsih, berat badan Fajar tinggal 40 kg. "Hanya berbaring sakit katanya badan tinggal tulang," ungkapnya.

Simak video 'Kisah Pilu Nenek Sebatang Kara di Ciamis Tinggal di Gubuk Reyot':

[Gambas:Video 20detik]



(sun/bdh)

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.