Kabid Humas Polda Jatim Kombes Gatot Repli Hamdoko mengatakan para tersangka ditangkap di tempat terpisah. Mereka ditangkap dari hasil pengembangan keempat hacker sebelumnya.
"Para tersangka ini yakni FSR diamankan di Bekasi. Dan AZ diamankan di Jakarta. Mereka diamankan dari hasil pengembangan tersangka HTS yang kami amankan sebelumnya," terang Gatot, Senin (28/6/2021).
Menurut Gatot, selain telah mengamankan total enam tersangka, pihaknya juga masih memburu satu DPO lagi. Tersangka itu berinisial yakniPS yang berperan memfasilitasi jual beli data kartu kredit.
"FSR yang kami tangkap ini perannya sebagai penyedia layanan rekening. Dalam hal ini dia memfasilitasi HTS salah satu tersangka yang telah kami amankan sebelumnya," tutur Gatot.
"Sedangkan yang memfasilitasi jual beli data kartu kredit saat ini statusnya DPO. Inisialnya yakni PS," imbuh Gatot.
Wadirkrimsus AKBP Zulham Effendy menjelaskan, sama seperti empat tersangka sebelumnya. Kedua hacker ini juga memakai hasil pembobolan kartu kredit untuk membeli bitcoin.
"Hasil dari kejahatan mereka mencapai ratusan juta. Sama, dibelikan bitcoin. Dan sebagian dibelikan barang pribadi untuk pasangan mereka," kata Zulham.
Sebelumnya, empat hacker pembobol kartu kredit milik warga negara asing (WNA) diamankan. Komplotan itu telah beraksi sejak setahun terakhir dan telah membobol ratusan juta.
Keempat tersangka itu adalah HTS warga Bekasi, AD warga Cilacap, RH warga Pasuruan dan RS warga Solo. Keempat tersangka ditangkap di daerahnya masing-masing.
Kabid Humas Polda Jatim Kombes Gatot Repli Handoko mengatakan dalam aksinya, keempat tersangka mempunyai peran berbeda-beda. Peran itu meliputi koordinator hingga eksekutor.
"HTS ini berperan sebagai koordinator dan penampung data. Sedangkan AD sebagai pengelola data dan eksekutor. Kemudian RH mencari data kartu kredit milik orang lain. RS yang sebagai penyedia Akun Paxful atau data milik orang lain," ujar Gatot, Senin (7/6/2021). (iwd/iwd)