Gedung Diklat ASN difungsikan sebagai tempat isolasi terpusat bagi pasien positif COVID-19 tak bergejala. Gedung yang bisa menampung hingga 100 orang tersebut asri dan sejuk karena berada di salah satu kaki Gunung Ijen.
"Di sini suasananya sejuk dan asri, semoga mempercepat pemulihan. Lahannya juga luas, harapan kita warga yang diisolasi bisa rajin olahraga ringan, bergerak leluasa, membuat nyaman suasana psikisnya," papar Ipuk kepada detikcom, Minggu (27/6/2021).
Gedung Diklat ASN tersebut sebenarnya telah berfungsi sebagai tempat isolasi terpusat bagi pasien OTG sejak 2020. Karena kasus COVID-19 melandai, Gedung Diklat itu lalu difungsikan sebagai lokasi karantina Pekerja Migran Indonesia yang tiba di Banyuwangi.
"Kini Gedung Diklat ASN ini kami fungsikan kembali sebagai pusat isolasi bagi OTG, maupun mereka yang bergejala ringan. Dengan isolasi terpusat, insyaallah memperkecil potensi penyebaran," kata Ipuk.
Ipuk juga berdialog dengan penghuni yang sedang menjalani isolasi. Terdapat 68 warga yang menjalani isolasi.
"Sehat-sehat ya Bu, terus berdoa, rilaks, istirahat, olahraga ringan. Makan yang bergizi, insyaallah dipasok petugas. Kalau pikiran tenang, imunitas meningkat, ibu-ibu bisa segera bertemu keluarga kembali," kata Ipuk memberi semangat kepada para penghuni kamar isolasi dari kejauhan.
Ipuk mengacungkan jempol kepada warga yang bersedia menjalani isolasi terpusat, terutama karena di rumah kurang memungkinkan untuk isolasi. Seperti jumlah kamar mandi yang terbatas.
"Ini bukan pengucilan, bukan diasingkan. Warga yang bersedia diisolasi terpusat justru sangat layak diapresiasi, karena beliau-beliau tidak ingin anggota keluarga di rumah ikut tertular," ujarnya.
Selain mengunjungi Gedung Diklat ASN, Ipuk juga mengunjungi pusat karantina Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Dormitory Atlet. Di sana dia berbincang dengan para PMI yang menjalani karantina.
(sun/bdh)