Kota Mojokerto - Penyebaran COVID-19 di
Klaster Sidomulyo, Kota Mojokerto berlangsung cepat hingga menginfeksi 50 warga dalam sepekan. Komisi III DPRD Kota Mojokerto menilai, klaster ini terjadi karena kendornya penerapan protokol kesehatan (prokes) di masyarakat.
Wakil Ketua Komisi III DPRD Kota Mojokerto Deny Novianto berpedapat, Klaster Lingkungan Sidomulyo terjadi akibat turunnya kesadaran warga dalam mematuhi prokes. Khususnya dalam kegiatan-kegiatan yang melibatkan banyak orang.
"Pasti karena adanya OTG (orang tanpa gejala) yang tidak memaruhi prokes. Ketika ada kumpul-kumpul di lingkungan masing-masing, tanpa disadari menularkan ke orang lain. Seandainya prokes diterapkan ketat, saya yakin tidak tercipta klaster. Itu kan penyebarannya di lingkungan itu. Saya yakin penyebarannya melalui acara yang berkerumun, misalnya kerja bakti, atau tahlilan dan sejenisnya," kata Deny kepada detikcom, Jumat (18/6/2021).
Untuk mencegah munculnya klaster lain di Kota Mojokerto, Deny meminta Satgas COVID-19 kembali membatasi kegiatan masyarakat sampai skala mikro atau level rukun tetangga (RT). Acara-acara mengumpulkan massa yang tidak terlalu penting agar ditunda sampai pandemi berakhir.
"Mohon prokes diterapkan seperti awal pandemi dulu, pembatasan kegiatan masyarakat hingga skala mikro. Saya berharap lingkungan yang belum bisa menjamin prokes, jangan melakukan kegiatan dulu. Hajatan dan tahlilan supaya dipikir ulang untuk melaksanakan itu. Kalau tak dapat dicegah, prokes harus diperketat dengan serius," terangnya.
Di lain sisi, politisi Partai Demokrat ini mengapresiasi penegakan prokes yang sudah gencar dilakukan polisi dan Satpol PP Kota Mojokerto melalui operasi yustisi. Dia berharap operasi yustisi terus dilakukan agar masyarakat terbiasa disiplin mematuhi prokes. Tentu saja sasarannya tidak hanya masker, tapi juga kerumunan.
"Maka operasi yustisi harus terus digencarkan untuk menciptakan efek jera bagi masyarakat. Sehingga masyarakat terbiasa mematuhi prokes. Kesadaran masyarakat memakai masker relatif sudah baik karena gencarnya operasi. Hanya saja menjaga jaraknya yang kurang, harus menjadi atensi," tegasnya.
Hal senada dikatakan Ketua Komisi III DPRD Kota Mojokerto Agus Wahjudi Utomo. Dia berharap masyarakat serta para pelaku usaha serius dan konsisten menerapkan prokes untuk mencegah penyebaran COVID-19. Begitu juga pengawasan dan penegakan prokes oleh Satgas COVID-19 Kota Mojokerto.
"Prokesnya harus dilakukan dengan serius dan konsisten. Karena kita tak tahu sampai kapan COVID-19 akan berakhir. Kami minta prokes di pasar dan pusat-pusat perdagangan diperketat," cetusnya.
Selain itu, Agus juga meminta Satgas COVID-19 Kota Mojokerto mempercepat vaksinasi terhadap masyarakat. Dia menilai selama ini vaksinasi COVID-19 berjalan lambat.
Data yang diperoleh detikcom per 16 Juni 2021, Kota Mojokerto menerima 72.530 dosis vaksin COVID-19 dari pemerintah pusat. Penggunaan vaksin sudah mencapai 82,09 persen. Vaksin yang sudah disuntikkan ke penerima mencapai 59.538 dosis. Terdiri dari 39.277 untuk dosis pertama dan 20.261 untuk dosis kedua.
"Begitu vaksin dibagikan, mestinya sesegera mungkin disuntikkan ke masyarakat. Sampai hari ini vaksinasi tidak tuntas, banyak lansia yang belum divaksin," jelasnya.
Jubir Satgas COVID-19 Kota Mojokerto Gaguk Tri Prasetyo berjanji akan menyampaikan saran terkait peningkatan intensitas operasi yustisi ke tim penegak hukum yang terdiri dari Satpol PP, TNI dan polisi.
Ia menegaskan Satgas COVID-19 Kota Mojokerto tidak melarang kegiatan masyarakat. Hanya saja, acara-acara yang melibatkan orang banyak wajib mematuhi prokes seperti yang diatur dalam Peraturan Wali Kota Mojokerto nomor 47 tahun 2020 tentang Pedoman Tatanan Normal Baru Pada Kondisi Pandemi COVID-19.
"Masyarakat kami imbau kalau melakukan kegiatan yang melibatkan orang banyak supaya memberitahukan ke Satpol PP, kepolisian dan TNI agar bisa dilakukan pengawasan," tandasnya.
Penyebaran COVID-19 di Klaster Sidomulyo, Kelurahan Mentikan, Prajurit Kulon, Kota Mojokerto tergolong cepat. Berawal dari dua warga meninggal karena virus Corona di Sidomulyo gang 3 dan 4 pada 11-12 Juni lalu. Saat ini sudah ada 50 warga yang terinfeksi COVID-19. Tiga di antaranya meninggal dunia.
Kota Mojokerto saat ini berstatus zona oranye atau wilayah dengan risiko sedang penyebaran COVID-19. Jumlah warga terinfeksi virus Corona hari ini bertambah 21 orang. Yakni dari 2.775 jiwa pada Kamis (17/6) menjadi 2.796 jiwa. Terdiri dari 122 pasien dalam perawatan, 2.484 pasien sembuh, serta 190 pasien meninggal dunia.
Tingkat kesembuhan (recovery rate) pasien COVID-19 di Kota Mojokerto terus anjlok dalam tiga hari terakhir. Yakni dari 90,28 persen pada Rabu (16/6), menjadi 89,37 persen pada kemarin dan 88,84 persen hari ini. Sementara tingkat kematian (fatality rate) turun dari 6,92 persen ke 6,85 persen dan 6,8 persen.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini