Selain Penularan 98% Lebih Cepat, Varian India Punya Kemampuan 'Mainkan' Antibodi

Selain Penularan 98% Lebih Cepat, Varian India Punya Kemampuan 'Mainkan' Antibodi

Hilda Meilisa - detikNews
Selasa, 15 Jun 2021 12:11 WIB
Coronavirus Outbreak and Public Health Risk Disease, Lockdown and Quarantine, State Of Emergency Concepts
Foto: Getty Images/iStockphoto/goc
Surabaya - COVID-19 varian India B1617.2 atau varian delta merembet masuk ke wilayah Jawa Timur. Ada 3 kasus varian delta dari Bangkalan, Madura yang ditemukan saat penyekatan Suramadu.

Varian Delta ini disebut lebih mudah menular, penularannya pun mencapai 98% lebih cepat dibanding varian COVID-19 biasa. Selain lebih menularkan, varian ini juga disebut memiliki kemampuan mempermainkan antibodi dengan antibodi netralisasi.

"Kemampuan dari varian delta ini yang sering para ahli menyebut dia punya kemampuan yang namanya antibody escape. Jadi kalau orang, katakanlah yang sudah divaksinasi dua kali kan sudah punya antibodi yang protektif di dalam tubuh, atau yang sudah pernah tertular, jika terinfeksi lagi kan lebih terproteksi. Jika itu varian lama, nggak akan membuat yang ditulari sakit, sakitnya ya mungkin sakit ringan atau tanpa gejala," papar Epidemiolog asal Universitas Airlangga (Unair) Surabaya Dr dr Windhu Purnomo di Surabaya, Selasa (15/6/2021).

"Tapi ini punya kemampuan antibodi netralisasi. Jadi antibodinya dia dihindari dan malah membuat sakit tubuh yang terkena varian ini," imbuh Windhu.

Tak hanya itu, Windhu juga mengatakan selama ini pihaknya curiga dengan kasus kematian tiga tenaga kesehatan di Bangkalan. Apalagi mereka telah divaksin dua kali.

"Buktinya, apa yang membuat kita curiga ini menyebar di Bangkalan, ada tiga tenaga kesehatan, dokter, perawat, bidan yang meninggal. Padahal almarhum dan almarhumah itu sudah divaksin dua dosis. Jatim kan bagus vaksinasinya," ungkap Windhu.

"Itu kalau tertular masih bisa karena virus bisa menulari kita meskipun kita sudah divaksin dua kali. Artinya vaksin tidak bisa mencegah penularan, tapi vaksin bisa mencegah kita tidak sakit. Itu kecurigaan kita dan benar ternyata ditemukan varian delta," tambahnya.

Di kesempatan yang sama, Windhu juga menyebut varian delta atau India yang masuk ini melalui transmisi lokal. Bukan dari PMI yang pulang ke Jawa Timur, tetapi dari para pejalan yang bepergian ke Surabaya kemudian sedang dites di penyekatan Suramadu.

"Mereka bukan dari luar negeri, artinya apa, bukan dari PMI (TKI), tapi dari transmisi lokal. Artinya, ini sudah menyebar kemana-mana. Yang kita khawatirkan bukan menyebar di Bangkalan, tapi ke tempat lain. Apalagi Surabaya kan kota besar," jelas Windhu.

Untuk itu, Windhu menyarankan pemerintah harus melakukan antisipasi. Salah satu yang dilakukan, bisa dengan menggelar PSBB di wilayah Bangkalan.

"Ini yang harus diantisipasi seluruh masyarakat maupun oleh pemerintah daerah. Kita sudah memberi saran, rekomendasi, semacam rekomendasi tertulis baik itu dari semua pihak organisasi profesi. Unair juga telah merilis rekomendasi yaitu lakukan PSBB. Tidak cukup lagi PPKM Mikro," pesan Windhu.

Halaman 2 dari 2
(hil/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.