Rektor Unair Prof Dr Mohammad Nasih mengatakan jika yang tersebar di masyarakat itu adalah varian yang sudah ditemukan sebulan yang lalu, yakni varian dari Inggris. Artinya bukan kasus yang saat ini di Bangkalan (Hasil penyekatan di Suramadu).
"Yang di Bangkalan masih proses di ITD, diperiksa. Cukup banyak sampel yang kita punya. Tapi hasilnya baru diketahui Sabtu atau Minggu karena prosesnya panjang untuk real sekarang," kata Nasih kepada wartawan di Gedung Rektorat, Rabu (9/6/2021).
Nasih mengatakan jika di Jatim sudah menyebar varian dari Inggris. "Iya, tapi itu yang dibawa pekerja migran (TKI). Bukan kasus yang sekarang (Penyekatan di Suramadu)," ujarnya.
Varian virus dari Inggris yang sudah menyebar merupakan hasil dari tanggal 12 Mei 2021, artinya sudah satu bulan lalu. Sedangkan sampel dari Bangkalan baru diterima dua hari yang lalu.
"Ada 40 sampel yang sekarang dikerjakan di ITD dengan melihat whole genome sequencing masuk varian mana. Ada 40 sampel yang diproses. Sekali lagi yang beredar temuan sebulan lalu, bukan sekarang. Sabtu atau Minggu sudah diketahui dan akan kita sampaikan," jelasnya.
Sementara Warek Bidang Internasionalisasi, Digitalisasi & Informasi (IDI) Unair, Muhammad Miftahussurur mengatakan, bahwa kasus Bangkalan disikapi secara bijak. Prosesnya tidak hanya faktor virus, tapi host dan environment.
"Analisis tentatif varian mutan di Bangkalan sangat menarik. Tapi tunggu, karena bukan hanya tentang pentingnya temuan, tapi psikologis masyarakat," kata Mifta.
"Yang penting langkah pemerintah untuk segera melakukan sebuah tes untuk diterapi. Tes sudah tepat dengan melibatkan 5 RS di Surabaya yang dekat dengan Bangkalan ketika Bangkalan tidak bisa mengatasi," pungkasnya. (iwd/iwd)