Prakirawan BMKG Tanjung Perak, Arif Wiyono terdapat pusat tekanan rendah 1.006 hPa di Barat Daya Sumatera dan pola angin terpantau di wilayah Samudra Pasifik Utara Halmahera.
"Pola angin di wilayah Indonesia bagian Utara dominan bergerak dari Selatan menuju Barat dengan kecepatan angin berkisar 5-20 knot," kata Arif dalam siaran pers yang diterima detikcom di Surabaya, Jumat (4/6/2021).
Sedangkan di wilayah Indonesia bagian selatan dominan bergerak dari Timur menuju Selatan dengan kecepatan angin berkisar 5 hingga 25 knot.
"Kecepatan angin tertinggi terpantau di laut Jawa, Laut Banda, perairan Yos Sudarso dan Laut Arafuru," imbuhnya.
Arif mengimbau masyarakat di pesisir hingga para nelayan senantiasa meningkatkan kewaspadaan. Arif menyebut nelayan diharap memperhatikan risiko keselamatan pelayaran.
Pertama, perahu nelayan harus berhati-hati dengan kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1,25 meter, kapal tongkang diharap berhati-hati dengan kecepatan angin lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1,5 meter.
Lalu, kapal fiber diharap menghindari kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2,0 meter, kapal ferry untuk Kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2.5 meter, dan kapal besar diharap berhati-hati untuk kecepatan angin lebih dari 27 knot dan tinggi gelombang tinggi di atas 4.0 meter.
Wilayah tinggi gelombang 1,25 hingga 2,5 meter atau gelombang sedang dapat terjadi di :
• Perairan Kalteng bagian timur
• Laut Jawa utara Bawean
• Laut Jawa selatan Bawean
• Laut Jawa barat Masalembo
• Laut Jawa timur Masalembo
• Perairan Tuban-Lamongan
• Perairan Utara Madura
• Perairan Kepulauan Sapudi
• Perairan Kepulauan Kangean
Tinggi gelombang 2,5 hingga 4 meter atau gelombang tinggi dapat terjadi di:
• Perairan selatan Jatim
• Samudera Hindia selatan Jatim
(hil/iwd)