"Berdasarkan informasi dari importir dan distributor stok saat ini masih cukup namun harga masih tinggi yang disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama harga internasional atau dari negara asalnya seperti Amerika dan Brazil sudah tinggi sedangkan Kebutuhan kedelai untuk bahan baku tahu tempe di dalam negeri 80 persen masih bergantung pada impor," papar Farman.
Selain itu, Farman menyebut ada kenaikan biaya transportasi kapal karena dampak dari pandemi COVID-19. "Biaya transportasi dari negara asal juga mengalami kenaikan karena masih sedikitnya perusahaan perkapalan yang beroperasi akibat pandemi COVID-19," lanjut Farman.
Melihat hasil ini, Farman mengatakan langkah-langkah yang akan diambil pihaknya yakni berkoordinasi dengan Disperindag terkait, apakah perlu diadakan operasi pasar di wilayah yang harga kedelai tinggi atau tidak.
"Selain itu, kita juga senantiasa melakukan pengecekan langsung ke distributor-distributor di seluruh wilayah dengan memberdayakan satgas pangan tingkat kabupaten," pungkasnya.
(sun/bdh)