Penghuni yang positif COVID-19 langsung dibawa ke Hotel Asrama Haji (HAH) dan tidak diperkenankan isolasi mandiri di rusun. Di HAH juga diberi fasilitas dan treatment agar imunitas tubuh semakin bagus. Bila hasil swab negatif, maka yang bersangkutan bisa kembali.
"Kalau ada yang positif (di rusun) langsung kita evakuasi untuk isolasi di Hotel Asrama Haji. Treatmentnya di sana sama seperti biasanya (olahraga tiap pagi bersama, dan lainnya)," kata Wakil Sekretaris Satgas Percepatan Penanganan COVID-19 Surabaya Irvan Widyanto saat dihubungi detikcom, Senin (31/5/2021).
Irvan mengatakan di Asrama Haji sendiri ada olahraga bersama, disiapkan fasilitas free wi-fi, dan treatment lainnya agar tidak jenuh. Selain itu dilengkapi ruangan medis beserta peralatan yang cukup lengkap, hingga disediakan mainan untuk anak-anak.
Upaya lainnya yaitu melakukan swab massal kepada 18 rusun yang dikelola Pemkot Surabaya. Hal tersebut untuk mengantisipasi kasus COVID-19 baru.
"Swab massal ke semua rusun, ada 18 rusun yang dikelola Pemkot. Selain itu penguatan satgas mandiri di tiap rusun, melakukan pencatatan terhadap warga yang keluar masuk dan penerapan protokol kesehatan di sana," ujarnya.
Protokol kesehatan di rusun ini menjadi catatan tersendiri bagi Satgas COVID-19 Kota. Namun, sejak adanya swab massal, protokol kesehatannya lebih membaik dan banyak yang patuh. Penyemprotan disinfektan juga dilakukan secara rutin.
"Bukan kita nggak mengatakan kurang, hanya saja ini menjadi sebuah warning, agar yang berada di rusun segera untuk bisa lebih disiplin lagi dalam penerapan protokol kesehatan. Sekarang mereka lebih disiplin memakai masker, tidak berkerumun, dan kegiatan-kegiatan protokol kesehatan lain. Mereka lebih aware lagi," jelasnya.
Selain itu, Satgas COVID-19 Kota Surabaya pun juga terus turun ke rusun untuk melakukan pengawasan protokol kesehatan, dan pembinaan. Pihaknya juga dibantu oleh satgas kecamatan yang tergabung dalam 3 pilar.
Irvan menegaskan jika kasus yang ditemukan di rusun bukan berasal dari mudik atau bepergian. "Ndak ada hubungannya. Karena mereka adalah warga Kota Surabaya, mau mudik kemana?," tegasnya.
Penemuan kasus positif di rusun berawal saat ditemukan 2 penghuni Rusun Penjaringan Sari yang positif COVID-19. Setelah semua penghuni rusun diswab, ditemukan 10 penghuni lagi yang positif sehingga total ada 12 penghuni Rusun Penjaringan Sari yang positif COVID-19.
Pemkot kemudian melakukan tes swab massal terhadap penghuni 18 rusun di Surabaya. Hingga hari ini terdapat 50 penghuni rusun yang positif COVID-19 berdasarkan hasil tes swab massal. (iwd/iwd)