Kadinkes Ponorogo Rahayu Kusdarini mengatakan kasus ini berawal saat ada seorang kepala dusun (kasun) yang bergejala mulai tidak enak badan.
"H-2 lebaran badannya tidak enak tapi karena tugas, masih ke kantor," tutur Irin kepada wartawan, Senin (31/5/2021).
Irin mengatakan saat masuk kantor tersebut yang bersangkutan masih berinteraksi dengan semua perangkat. Total ada 11 orang perangkat desa di kantor desa tersebut.
"Setelah lebaran ternyata gejalanya tidak menghilang sampai periksa ke RS, di tes hasilnya positif," jelas Irin.
Saat menjalani isolasi dan perawatan, Kasun tersebut meninggal. Dari hasil tracing 11 orang, didapat 5 orang positif termasuk si Kasun. Sedangkan 6 orang lainnya negatif.
"Kita lakukan tracing kepada perangkat yang ada dan keluarganya, dari 11 perangkat yang ada 5 positif termasuk yang meninggal tadi, kemudian 6 negatif, tetapi yang 6 negatif tetap kami minta untuk isolasi mandiri selama 14 hari," papar Irin.
Sementara, 4 orang yang positif, 2 dirawat di RS dan 2 isolasi mandiri. Setelah hasil tracing dari kasus Kasun didapat hasil positif putrinya (24).
"Putrinya kasun masuk RS akhirnya meninggal juga, keluarga lainnya masih isolasi mandiri," imbuh Irin.
Disinggung soal usia pasien yang meninggal berusia muda, Irin menambahkan, karena banyaknya varian baru virus COVID-19.
"Terutama Pekerja Migran Indonesia (PMI), ada SOP khusus dari luar negeri yang disinyalir ada varian baru," tandas Irin.
(iwd/iwd)