Misalnya beberapa ibu hamil di Sidoarjo yang menyambut fenomena gerhana bulan total atau super blood moon dengan ritual khusus. Hal ini dilakukan sembari berharap ibu dan bayinya bisa diberikan kelancaran dan kesehatan saat kelahiran nanti.
Salah satunya Vinda Ayu Lestari (29), warga Porong yang sedang hamil anak kedua. Vinda melakukan ritual mandi keramas saat gerhana bulan total. Setelah mandi keramas, Vinda keluar rumah dan mengeringkan rambutnya. Hal ini dengan cara menyisir rambut di depan rumah sambil melihat gerhana.
"Meski ini hanya ular-ular orang terdahulu alangkah baiknya tetap dilakukan. Dengan harapan saat melahirkan nanti tidak ada aral apapun," kata Vinda kepada detikcom, Rabu (25/5/2021).
Vinda menambahkan, dia tidak mengetahui persis makna ular-ular mandi keramas saat gerhana bulan total ini. Karena banyak masyarakat di berbagai daerah memiliki kepercayaan beragam mengenai fenomena tentang gerhana bulan.
![]() |
"Semoga anak yang dikandung ini menjadi anak yang sholeh, yang berbakti kepada orang tua. Syukur-syukur bisa berguna kepada nusa dan bangsa. Yang terpenting saya menginginkan kelahiran anak yang kedua secara normal ini lancar," harap Vinda.
Selain tradisi mandi keramas, tradisi liwetan atau menanak nasi liwet juga dipercaya bisa mengusir buto ijo. Ibu hamil di Bungurasih Sidoarjo, Sholikhatul Azizah sengaja menggelar liwetan dengan mengundang sanak saudara hingga tetangga.
Azizah menyiapkan nasi liwet lengkap dengan lauk trancam telur atau telur yang dipenyet di sambal timun yang diiris kotak. Usai makanan disajikan, digelar doa bersama untuk keselamatan janin dan ibunya. Setelah rampung berdoa, nasi liwet dinikmati bersama-sama.
"Ini tradisi turun temurun. Untuk keselamatan ibu dan bayinya agar tidak terjadi hal yang tak diinginkan. Katanya dulu agar bayinya tidak dibawa buto, makanya ini tasyakuran agar selamat. Setelah itu baru mandi keramas dan berdoa," ungkap Azizah.