Komunitas di Banyuwangi Borong Nasi Bungkus PKL Saat Pandemi

Komunitas di Banyuwangi Borong Nasi Bungkus PKL Saat Pandemi

Ardian Fanani - detikNews
Rabu, 26 Mei 2021 17:58 WIB
Fenomena gerhana bulan total diburu warga Surabaya. Sejumlah warga antuasias mengabadikan momen tersebut di beberapa lokasi. Warga mencari lokasi strategis untuk membidik momen langka ini.
Warga bantu PKL di Banyuwangi (Foto: Ardian Fanani/detikcom)
Banyuwangi - Untuk membantu UMKM di Banyuwangi, warga setempat memborong nasi bungkus PKL. Mereka menjual kembali dengan separuh harga. Ini salah satu cara membantu pedagang kecil agar bertahan di masa pandemi COVID-19.

Mereka sengaja memborong nasi bungkus warung-warung kecil, untuk selanjutnya dijual kembali dengan separuh harga. Hasil penjualan tersebut kemudian digunakan kembali untuk memborong nasi bungkus pedagang.

Ketua Komunitas Banyuwangi Bangkit, Feris Yulias Sardi mengatakan, di tengah perekonomian sulit akibat pandemi COVID-19, pola hidup masyarakat secara otomatis akan berubah. Masyarakat lebih memilih hidup hemat dengan memasak sendiri di rumah. Akibatnya, banyak pedagang nasi bungkus yang jualannya tak laku.

Berangkat dari persoalan inilah, pihaknya berinisiasi memborong seluruh nasi bungkus sejumlah pedagang, untuk selanjutnya dijual kembali dengan separuh harga.

"Jadi kami ngambilnya dengan harga Rp 6.000 perbungkus dari pedagang. Kita jual lagi seharga Rp 3.000 perbungkus," kata Feris kepada detikcom, Rabu (26/5/2021).

Pihaknya sengaja menjual kembali dengan separuh harga. Selain meringankan pembeli hasil dari penjualan juga digunakan kembali untuk membeli nasi bungkus pedagang. Sehingga, aksi sosial ini bisa berkelanjutan.

"Di masa pandemi ini, donatur kita juga terbatas. Sementara pedagang nasi bungkus harus bertahan hingga pandemi berakhir. Sehingga nasi bungkus yang kita beli ini tidak kita bagi secara gratis, melainkan kita jual kembali dengan separuh harga," ujarnya.

"Hasilnya kita gunakan untuk membeli nasi bungkus pedagang dan seterusnya. Dengan cara ini, maka pedagang nasi bungkus terbantu, masyarakat juga bisa memperoleh nasi bungkus dengan harga yang murah," tambahnya.

Lita Kurniawan, anggota Komunitas Banyuwangi Bangkit mengatakan, untuk mendukung aksi sosial ini, pihaknya membuka warung di Jalan Gajah Mada. Dalam sehari mereka menyediakan 200 porsi nasi bungkus yang bisa dibeli masyarakat dengan harga Rp 3.000 saja.

"Dalam sehari kita sediakan 200 porsi bungkus nasi bungkus yang kita beli dari pedagang. Kita jual separuh harga yakni hanya Rp 3.000 saja," sebutnya.

Sasaran penjualan nasi bungkus ini, kata Lita, adalah pedagang keliling dan pesapon di Banyuwangi. Mereka kerap kali mencari harga yang murah untuk makan siang ataupun sarapan.

Pihaknya mengajak masyarakat lainnya, terutama mereka yang diberi kelebihan rezeki untuk turut melakukan gerakan membantu warung kecil di masa pandemi. Sebab, untuk bangkit di masa pandemi ini tidak bisa hanya menggantungkan kepada pemerintah.

"Banyak cara yang bisa kita lakukan untuk membantu sesama di masa pandemi ini. Apa yang bisa kita bantu, kita bantu. Tidak hanya berupa materi. Juga bisa dengan memberikan ide kreatifitas dan lain sebagainya agar UMKM bisa survive di masa ekonomi sulit seperti ini," tutup Lita.

Halaman 2 dari 2
(fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.