Kata Pakar Unair soal Solusi Redam Konflik Palestina-Israel

Kata Pakar Unair soal Solusi Redam Konflik Palestina-Israel

Hilda Meilisa - detikNews
Kamis, 20 Mei 2021 17:00 WIB
Dosen Hubungan Internasional dan Ahli Kajian Timur Tengah Universitas Airlangga (Unair) M. Muttaqien SIP MA PhD
Foto: Hilda Meilisa Rinanda
Surabaya - Konflik Israel dan Palestina menjadi perhatian publik dunia. Konflik ini masih terus berlangsung dan memakan ratusan korban warga sipil. Konflik yang berawal dari larangan berkumpul masyarakat Palestina di Sheikh Jarrah oleh polisi Israel ini terus memanas hingga ke kawasan Yerussalem Timur, Masjidil Aqsa, hingga Jalur Gaza.

Dosen Hubungan Internasional dan Ahli Kajian Timur Tengah Universitas Airlangga (Unair) M. Muttaqien, SIP MA PhD mengungkapkan solusi untuk meredam konflik ini. Salah satunya, dibutuhkan komitmen besar terhadap Two State Solution serta koridor kemanusiaan untuk meredam konflik.

Two State Solution atau solusi dua negara sendiri adalah formula jalan tengah yang dibuat oleh Amerika Serikat, Rusia, Uni Eropa, dan PBB bagi Israel dan Palestina. Dalam formula roadmap ini, wilayah Yerussalem dibagi menjadi dua, yakni Yerussalem Timur bagi Palestina dan Yerussalem Barat bagi Israel.

Sayangnya, formula ini masih terus menemui masalah dalam hal implementasi seperti konflik terkini di Sheikh Jarrah. Muttaqien menyebut Dewan Keamanan PBB juga akan terus mengalami hambatan internal karena Amerika Serikat sebagai salah satu pemegang hak veto selalu berada di pihak Israel.

"Amerika akan terus menantang resolusi yang menyudutkan Israel. Progres dan resolusi mungkin hanya dapat PBB lakukan jika konsisten dengan two state solution. Setidaknya untuk meredam konflik, bukan mengatasinya," jelas Muttaqien.

Hal yang sama juga berlaku bagi Indonesia. Muttaqien menyebut sampai saat ini Indonesia menerapkan tiga langkah untuk berperan dalam konflik ini. Pertama, Indonesia menyerukan persatuan di antara negara-negara Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) untuk fokus memerdekakan Palestina melalui two state solution.

Kedua, mendesak DK PBB untuk segera menghasilkan resolusi konflik. Apabila hal ini tak memungkinkan, Indonesia bisa mendesak digelarnya Sidang Umum Majelis PBB menanggapi konflik ini.

Lalu ketiga, Muttaqien menyebut Indonesia juga mengambil langkah menarik dengan mengeluarkan joint statement bersama Malaysia dan Brunei Darussalam.

"Joint statement tiga pemimpin negara itu mewakili ratusan juta penduduk muslim dunia. Walau konflik ini bukan tentang agama, tapi statement tersebut gaungnya bisa luar biasa. Harapannya bisa dilanjutkan untuk membantu Palestina melalui OKI, Gerakan Non-Blok, atau PBB," tambahnya.

Selain itu, Muttaqien mengingatkan jika Indonesia mampu memaksimalkan perannya. Karena dukungan penuh yang diberikan masyarakat Indonesia.

Tak hanya itu, salah satu jalan yang dapat ditempuh pemerintah dan masyarakat adalah meningkatkan koridor kemanusiaan untuk membantu rakyat Palestina. Karena, rakyat Palestina sendiri tak hanya menghadapi konflik, namun juga COVID-19 hingga ancaman pemutusan aliran listrik.

Bantuan kemanusiaan serta gerakan donasi yang kini banyak dilakukan oleh publik Indonesia dipandang sangat bermanfaat meringankan beban rakyat Palestina. Di sisi lain, Muttaqien berpesan agar masyarakat Indonesia terus mengawal langkah pemerintah agar terus sejalan dengan prinsip-prinsip kemerdekaan dan anti-penjajahan.

Halaman 2 dari 2
(hil/fat)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.