"Saya ikhlas harus diberhentikan. Awalnya kecewa, kenapa harus memecat saya. Mungkin ini sudah takdir saya," kata Melati saat berbincang dengan detikcom, Selasa (18/5/2021).
Kini, ia menganggap lembaga pendidikan taman kanak-kanak (TK) itu adalah tempat dirinya pernah mencari nafkah. Saran harus menyandang gelar sarjana juga pernah diikutinya, meski tak memiliki biaya untuk kuliah. Ia ingin menjadi guru kelas, bukan guru pendamping lagi.
Melati sedang berusaha ikhlas menerima keputusan sekolah dan yayasan. "13 Tahun saya sudah mencari nafkah di situ. Keputusan apapun harus saya terima dengan ikhlas, saya hanya mau jujur waktu itu," ucapnya.
Berutang ke pinjol yang kemudian melilit Melati diakui bukan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Akan tetapi, untuk membayar biaya kuliah semester akhir. Sebab sekolah mewajibkan Melati menempuh jenjang S1.
Demi bisa lulus dan menyandang gelar sarjana, Melati mengikuti saran temannya untuk meminjam uang melalui aplikasi pinjol.
"Biaya kuliah semester akhir Rp 2,5 juta. Karena tidak bisa langsung pinjam sebesar itu. Saya pinjam di lima aplikasi," tuturnya.
Kini Melati bersyukur bisa menyelesaikan bangku kuliah. Gelar sarjana sudah di depan mata. Meski harus ditukar dengan kehilangan pekerjaan dan teror debt collector.
"Alhamdulillah kuliah selesai, tinggal menunggu wisuda. Kalau kemarin saya tidak bisa bayar, harus nunda lagi," terangnya.
Lihat juga Video: Pangdam Jaya Pastikan Babinsa Serda Nurhadi Tak Terlibat Utang
(sun/bdh)