Tekad sudah belasan tahun mengadu nasib di Kota Pasuruan. Ia berjualan bakso dan mangkal di sekitar alun-alun.
Setiap lebaran ia selalu mudik ke kampung halaman, baik dengan kendaraan pribadi maupun kendaraan umum. Tapi tahun ini ia harus merasakan Idul Fitri jauh dari anak-istri dan cucunya.
"Tahun kemarin meski ada Corona saya masih mudik. Tahun ini nggak mudik," kata Tekad kepada detikcom, di sela aktivitasnya menyiapkan dagangan, Rabu(11/5/2021).
Tekad mengaku larangan mudik tahun ini dirasakannya lebih ketat dari tahun lalu. Apalagi yang ia tahu, penyekatannya berlapis.
"Penyekatan sekarang dobel-dobel. Lolos di satu lokasi belum tentu lolos di tempat lain," ujarnya.
Ayah 3 anak ini mengaku terus mengikuti informasi terkait mudik. Selain di pemberitaan media, ia juga terus menelepon teman-temannya.
"Katanya teman-teman susah tembus kalau ke Solo. Ya udah nggak mudik dulu, daripada sudah jauh-jauh tapi nanti diputar balik," ujarnya.
Tekad mengaku akan memanfaatkan video call untuk bersilaturahmi dengan orang-orang tercinta. Ia juga akan menghubungi koleganya di kampung dengan video call.
"Ya pakai WhatsApp," pungkasnya.
Simak juga video 'Modus Pemudik Agar Lolos Penyekatan di Suramadu':
(iwd/iwd)