detikcom memantau dropping paket bansos di sebuah kantor kecamatan. Setiap paket berisi 1 kaleng biskuit, 1 kg gula pasir, 1 botol sirup, 1 kg minyak goreng dan kartu ucapan selamat hari raya.
"Iya Mas, hari ini yang sudah berangkat truknya menuju lokasi kecamatan. Yakni Bojonegoro Kota dan Kedungadem tadi. Di Kota ada 1.400an jumlah paketnya," ujar salah satu sopir angkot yang enggan disebut namanya, di kantor Kecamatan Bojonegoro Kota. Selasa (11/5/2021).
Sementara Wabup Budi Irawanto melakukan sidak di Kecamatan Kanor dan Kapas, untuk memantau pembagian paket bansos itu. Harapannya, tidak terjadi perubahan kualitas paket dan tidak ada penyelewengan soal data penerima di tingkat desa.
"Ini dalam rangka pengawasan bantuan sosial nontunai diberikan Pemerintah Kabupaten Bojonegoro. Bagaimana mekanismenya dan siapa saja yang menerima. Apakah penerima betul personel pemutus rantai penularan COVID-19 yang ada di tingkat desa," jelas Budi.
Dalam kabar yang berkembang, Dinas BPBD Kabupaten Bojonegoro mengeluarkan anggaran Rp 4,9 miliar untuk bingkisan tersebut. Wabup Budi menemukan isi paket yang tidak sesuai saat sidak.
"Ada yang isi parsel biskuit kaleng ada yang diisi dengan jajanan merek lain. Padahal jelas program natura bantuan sosial personel pemutus rantai penularan COVID-19 di tingkat desa," ungkapnya.
Wabup meminta seluruh OPD terkait dan masyarakat melakukan pengawasan saat penerimaan barang dan pendistribusian ke tingkat desa. Pihaknya khawatir program tersebut disalahgunakan sebagai pemberian bingkisan lebaran (THR).
"Jangan sampai ini disalahgunakan," pungkasnya. (sun/bdh)