Urbanisasi Jadi Awal Mula Tradisi Mudik di Banyak Negara

Urbanisasi Jadi Awal Mula Tradisi Mudik di Banyak Negara

Esti Widiyana - detikNews
Jumat, 07 Mei 2021 03:25 WIB
stasiun gubeng
Pemudik di Stasiun Gubeng (Foto: Esti Widiyana/detikcom)
Surabaya - Mulai 6-17 Mei, pemerintah melarang masyarakat mudik Lebaran 2021. Larangan mudik ini merupakan tahun kedua selama pandemi COVID-19. Pemerintah mengimbau momen bermaaf-maafan dilakukan melalui telepon atau video call.

Pengamat Sejarah Kota Surabaya, Prof Dr Purnawan Basundoro mengaku mudik di Indonesia sudah menjadi tradisi yang melekat pada Lebaran Idul Fitri bagi masyarakat. Bahkan di banyak negara lebaran identik dengan mudik.

"Meskipun dalam masa pandemi beberapa aktivitas bisa dilakukan dalam jaringan, namun tidak berlaku bagi mudik. Apalagi ucapan selamat Hari Raya Idul Fitri, bisa melalui telepon, tapi itu bukan berarti mudik," kata Pengamat Sejarah Kota Surabaya, Prof Dr Purnawan Basundoro, Jumat (7/5/2021).

Mudik, menurut dia, harus datang langsung bertatap muka. Sebab, selama ini tidak ada mudik online.

"Jadi mudik online itu tidak ada. Dan saat pandemi ini, kita disuruh menunda mudik. Bukan mengganti mudik online, " jelasnya.

Dia mengatakan selama ini mudik di Lebaran Idul Fitri dianggap sebagai sesuatu yang spesial. Sebab mayoritas masyarakat Indonesia beragama Islam.

"Momen mudik itu dijadikan sebagai tradisi meminta maaf kepada keluarga, sanak saudara, dan sebagainya," tegas Guru Besar Fakultas llmu Budaya (FIB) Unair Surabaya.

Jika dilihat dari sudut pandang sejarah, jelas dia, mudik telah ada sejak masyarakat Indonesia mulai berurbanisasi. Sebab banyak kota yang menjadi orientasi orang desa untuk mencari pekerjaan.

"Urbanisasi membuat masyarakat mulai merindukan kampung halamannya. Ini (urbanisasi, dan lainnya), mungkin setelah kemerdekaan, setelah banyak orang mencari pekerjaan di kota. Mungkin tahun 60an 70an di mana Kota Jakarta mulai didatangi orang dari berbagai desa," tambahnya.

Menurutnya, desa itu ibarat sumber air. Karena berhubungan dengan konteks urbanisasi, desa merupakan asal orang-orang kota. Dengan asal-usul bahasanya, mudik berasal dari kata udik yang berarti ujung.

"Jadi orang desa dianggap udik gitu, jadi kita kembali kepada ujung. Sehingga kalau kita pulang kampung dikatakan mudik atau 'menuju ke udik," ujar Guru Besar Fakultas llmu Budaya (FIB) Unair Surabaya.

Sementara tradisi mudik, jelas Purnawan, momen utama selain silaturrahim dan reuni, diikuti makan-makan bersama. Selain itu, terdapat pula tradisi ziarah kubur serta berkebun bagi yang memiliki kebun.

Halaman 2 dari 2
(fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.