Namun diperkirakan, masih ada saja pemudik yang lolos dari penyekatan. Lalu bagaimana langkah polisi di Jatim?
"Kami juga menyadari dalam penyekatan ini pasti nanti ada terjadi kebocoran dalam artian orang yang bisa lewat penyekatan atau jalan tikus," kata Dirlantas Polda Jatim Kombes Latif Usman kepada detikcom di Surabaya, Rabu (5/5/2021).
Untuk itu, Latif mengatakan, pihaknya akan mengoptimalkan PPKM Mikro. Hal ini menjadi filter terakhir masyarakat yang nekat mudik pada 6-17 Mei.
"Nanti dari Polda Jawa Timur akan memaksimalkan PPKM Mikro, di mana PPKM mikro ini yang akan menjadi filter terakhir bagi pemudik yang nekat," imbuhnya.
Latif juga telah berkoordinasi dengan pemerintah hingga lingkup desa dan RT/RW. Latif mengatakan, RT/RW akan mendata masyarakat yang nekat mudik dan dilanjutkan dengan isolasi.
"Diharapkan pemerintah tingkat desa tetap melakukan isolasi terhadap orang yang nekat mudik, yang sudah sampai kampungnya. Kalau sampai di desa kan apa boleh buat, berarti mereka sudah bisa lolos. Tapi sampai kampungnya mereka akan diisolasi seperti sesuai dengan ketentuan yaitu lima hari misalnya di RT atau desa tersebut," tambah Latif.
Latif berharap masyarakat bisa memahami larangan mudik, demi memutus mata rantai penularan COVID-19. "Inilah yang harus kita pahami semuanya dan harus kita kerjakan bersama dalam mengantisipasi penyebaran COVID-19 di Jawa Timur dan langkah-langkah ini yang akan kita lakukan," pungkasnya. (sun/bdh)