Cerita Produsen Bubuk Petasan di Mojokerto yang Rela Buntung Demi Untung

Cerita Produsen Bubuk Petasan di Mojokerto yang Rela Buntung Demi Untung

Enggran Eko Budianto - detikNews
Senin, 03 Mei 2021 18:13 WIB
pembuat petasan di mojokerto
Mulyadi yang 'celaka' kembali karena petasan (Foto: Enggran Eko Budianto)
Mojokerto -

Ledakan petasan membuat pergelangan tangan kiri Mulyadi (46) putus. Meski begitu, warga Desa Baureno, Jatirejo, Mojokerto ini tak jera. Dia beralih dari produsen mercon menjadi pembuat bubuk petasan.

Mulyadi menceritakan peristiwa tragis yang membuat pergelangan tangan kirinya diamputasi terjadi 24 tahun silam. Kala itu, dia menekuni bisnis produksi petasan. Ledakan terjadi saat dirinya menutup lubang sumbu petasan memakai obeng.

"Kejadiannya tahun 1997. Saat itu, saya membuat petasan pakai obeng. Kemudian meledak mengenai tangan kiri saya," kata Mulyadi sembari menunjukkan tangan kirinya yang tanpa telapak tangan saat jumpa pers di Mapolres Mojokerto, Jalan Gajah Mada, Kecamatan Mojosari, Senin (3/5/2021).

Pengalaman pahit ternyata tidak membuat Mulyadi jera. Alih-alih trauma dengan ledakan petasan, dia justru beralih menjadi pembuat bubuk petasan. Bisnis itu dia tekuni setiap menjelang lebaran Idul Fitri.

Seperti Ramadhan tahun ini, dia kembali meracik sejumlah bahan menjadi bubuk petasan. Meliputi 25 Kg belerang, 25 Kg potasium, 2 Kg serbuk bronze, 1 Kg bubuk sendawa, serta 100 lembar kertas sumbu.

Bahan-bahan tersebut dia beli melalui M Suwono (51), warga Desa Balongmacekan, Kecamatan Tarik, Sidoarjo seharga Rp 2,9 juta. Ternyata, Suwono memesan bahan ke Kaseran (71), warga Desa Kalimati, Tarik.

Kaseranlah yang membeli bahan-bahan untuk bubuk petasan ke seorang pria berinisial Pur di Pasar Turi, Surabaya. Dia diciduk di rumahnya pada Selasa (27/4).

"Saya beli semua bahan Rp 2,9 juta dari Suwono," terangnya.

Beberapa bahan tersebut, lantas diolah Mulyadi menjadi bubuk petasan. Bahan peledak itu dia jual eceran ke masyarakat seharga Rp 150.000 per Kg. Keuntungan yang dia peroleh hampir dua kali lipatnya.

"Dari bahan seharga Rp 2,9 juta bisa jadi Rp 5 juta," ungkapnya.

Tim dari Satreskrim Polres Mojokerto menggerebek rumah Mulyadi pada Sabtu (24/4) sekitar pukul 21.30 WIB. Selain meringkus tersangka, polisi juga menyita 6,5 Kg bubuk petasan kemasan 0,5 Kg, 5 Kg bubuk petasan, 2 Kg belerang, 4 Kg potasium, 0,5 Kg bubuk sendawa, 1,5 Kg serbuk bronze, 16 lembar sumbu petasan, tepung kanji, arang, kompor gas, panci dan alat aduk.

Selanjutnya, polisi menggerebek industri rumahan petasan milik M Suwono (51) di Desa Balongmacekan, Kecamatan Tarik, Sidoarjo. Petugas menyita 9 Kg bubuk petasan dengan kemasan 1 Kg, 37,5 Kg bubuk petasan kemasan 0,5 Kg, 21 petasan berdiameter 9 cm, 5 dus petasan berdiameter 2 cm, 32 lembar sumbu petasan, 91 selongsong petasan, 24 rol kertas, serta berbagai peralatan untuk membuat petasan.

Terakhir, polisi menciduk Roib (46), pemilik rumah produksi petasan di Desa Kenanten, Kecamatan Puri, Mojokerto pada Minggu (2/5). Petugas juga menyita 11 Kg bubuk mercon kemasan 2,5 Kg, 1,5 Kg bubuk petasan, 172 petasan berdiameter 9 cm, 195 petasan diameter 7 cm, 412 petasan diameter 4 cm, 7 rangkaian petasan masing-masing sepanjang 3 meter, 27 lembar sumbu petasan, serta berbagai peralatan untuk membuat mercon.

"Total barang bukti yang kami sita dari tiga home industry petasan adalah 69,5 Kg bubuk petasan dan 2,237 petasan siap edar berdiameter 4-9 cm," jelas Kapolres Mojokerto AKBP Dony Alexander.

Keempat tersangka dijerat dengan pasal 1 ayat (1) UU Darurat nomor 12 tahun 1951. Hukuman paling lama 20 tahun penjara sudah menanti mereka. Sementara barang bukti 69,5 Kg bubuk peledak dan 2.237 petasan diserahkan ke Tim Gegana Satbrimob Polda Jatim untuk dimusnahkan.

"Pemusnahan kami libatkan Tim Gegana Satbrimob Polda Jatim agar petasan-petasan ini tidak membahayakan masyarakat," tandas Dony.

Halaman 2 dari 2
(iwd/iwd)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.