Salah satu warga Surabaya, Shofiaul Hasanah (30) mengatakan telah mendengar larangan mudik ini. Nana, sapaan akrabnya mengaku cukup sedih tak bisa berkumpul dengan orang tuanya saat Idul Fitri.
"Sedih sih nggak bisa pulang ke Tuban. Biasanya kalau lebaran kita sering kumpul sama keluarga besar, rame-rame nyekar, sekarang nggak bisa," kata Nana saat dihubungi detikcom di Surabaya, Rabu (28/4/2021).
Nana menambahkan dirinya dan suami sudah dua tahun ini tak pulang kampung. Tahun lalu, Nana menyebut tak mudik karena ada larangan pemerintah.
"Sebenernya kangen sama ibu bapak, keluarga besar di sana semua, tapi mau gimana lagi, bisanya cuma nelpon," lanjut Nana.
Senada dengan Nana, Abdul Majid (41) warga Bondowoso mengatakan tahun ini bakal berlebaran di Sidoarjo lagi dengan anak istrinya. Karena, pemerintah melarang mudik meskipun antarkota dalam provinsi.
"Udah lah pasrah aja lebaran di rumah. Percuma nanti kalau mudik ujung-ujungnya diputarbalikkan polisi," tambah Majid.
Majid menambahkan orang tuanya di sana juga selalu mencarinya. Tetapi, mau bagaimana lagi jika semua akses ditutup.
"Liburnya kemungkinan cuma dua hari, udah pesimis bisa mudik. Tapi kasian juga ibu di rumah pasti kesepian," pungkas karyawan swasta ini. (hil/iwd)