Ngaku Menyesal, Ini Pengakuan Trainer yang Bunuh Member Pusat Kebugaran

Ngaku Menyesal, Ini Pengakuan Trainer yang Bunuh Member Pusat Kebugaran

Deny Prastyo Utomo - detikNews
Selasa, 27 Apr 2021 16:47 WIB
pembunuhan di surabaya
Eren saat kasusnya dirilis Polsek Sukolilo (Foto: Deny Prastyo Utomo)
Surabaya -

Eren tega membunuh member pusat kebugaran yang dia menjadi trainer di situ. Eren membunuh Fardi Chandra (46) dengan menusuknya hingga tewas.

Apa yang membuat pria 38 tahun itu tega membunuh Fardi. Begini pengakuannya?

Saat kasus ini dirilis di Polsek Sukolilo, Eren mengakui semua perbuatannya. Dia menyesal dan meminta maaf kepada keluarga korban atas kejadian pada Senin (26/5) itu.

"Sebenarnya sudah lama (dendam). Ya karena saya dibuat bahan bully-an sama dia (korban). Itu dilakukan berulang-ulang dengan bahasa-bahasa yang beda. Saya di sana (pusat kebugaran) sama dengan yang lainnya numpang cari makan, bukan untuk di jadikan bahan bully-an. Karena saya punya perasaan dan membela diri juga," ujar Eren saat di Mapolsek Sukolilo, Selasa (27/4/2021).

Pada saat kejadian, Eren mengaku datang ke pusat kebugaran di Jalan Arif Rahman Hakim sekitar pukul 07.30 WIB. Kemudian dia naik ke lantai 2 untuk menunggu member yang akan dilatihnya. Eren melihat korban sedang latihan.

"Ada teman di sampingnya. Ada kata-kata, ayo ngapain di sini pindah saja. Saya mendengarnya agak sinis. Karena memang kita nggak begitu cocok lagi. Sudah lama sakit hati, sudah setahun lebih," kata Eren.

Saat di kamar mandi lantai 2, Eren mendengar korban mengolok-oloknya dengan sebutan preman. Eren yang mendengarkan percakapan itu kemudian menghampiri korban dan menanyakan hal tersebut. Terjadilah cekcok.

"Saya bad mood, saya turun, saya sudah panas, orang ini nggak ada etika baik sama saya. Saya turun, saya beli pisau, kurang lebih Rp 28 ribu, habis itu saya simpan di atas. Dan itu saya tidak langsung menuju ke dia. Saya berusaha ngomong baik-baik," ungkap Eren.

Setelah itu, Eren menunggu korban di bawah dan berusaha menemui agar korban berkata-kata lebih baik lagi.

"Saya bilang ke Fardi, saya minta satu hal, minta tolong sama kamu, bisa enggak jaga mulutmu, tutup mulutmu, jangan membully saya lagi. Dan itu pesan terakhir saya sama kamu. Dan dia langsung bersikap arogan, merasa saya ini bukan siapa-siapa," lanjut Eren.

Setelah itu, Eren mengambil pisau yang ia beli yang ditaruhnya di loker. Pisau itu kemudian disimpannya di perut. Saat korban menuju mobil, Eren mengaku ia kembali dikata-katai.

Eren mengaku ingin berniat baik dengan korban. Namun saat hendak masuk ke dalam mobil, korban mengeluarkan kata-kata jika keluarga Eren akan ia habisi. Di situ lah emosi Eren memuncak yang kemudian reflek mengeluarkan pisau tadi dan menghabisi korban.

"Dari situ saya punya niat berdamai yang baik, ternyata dari situ tidak ada etika yang baik ke saya. Habis itu dia turun dari mobil, dia bilang, kamu ini cuma seorang piti (personal trainer), cuma cari makan di sini, kamu jangan macam-macam," ungkap tersangka

"Dan terakhir yang membuat saya kesal ini negara hukum kamu jangan macam-macam di sini. Keluargamu bisa saya habisi. Dari situ saya reflek, saya bawa pisau, saya mengarah ke arah berlawanan, saya tusuk dia. Dan itu saya reflek sehingga terjadilah penusukan," lanjut Eren.

Usai penusukan, Eren tidak berusaha lari. Ia mengaku justru menenangkan diri di lokasi. Hingga akhirnya ia diamankan polisi.

"Perbuatan saya ini sebenarnya saya menyesal. Saya mau minta maaf sama pihak keluarga Fardi. Saya minta maaf sedalam-dalamnya atas perbuatan saya. Sebenarnya saya punya itikad baik untuk menyelesaikan perselisihan dengan baik. Tapi dia tidak punya itikad baik untuk saya. Karena itulah terjadi hari itu (penusukan)," tandas Eren.

Halaman 2 dari 2
(iwd/iwd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.