Layaknya fashion show, mereka berjalan satu per satu ke arah orang-orang yang melihatnya. Bedanya, mereka melangkahkan kakinya dengan balutan sepatu roda.
Sesekali mereka menunjukkan keahlian dalam memainkan sepatu roda. Meski berkebaya, anak-anak itu tetap lincah memainkan sepatu roda.
"Tak masalah pakai kebaya, biasa saja," kata Alysia Kalista, bocah perempuan yang masih berusia 6 tahun, Rabu (21/4/2021).
Hal yang sama juga diutarakan Naraya Putri Ekira (11), siswi kelas 5 Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 2 Kota Malang juga mengaku tak mengalami kesulitan.
![]() |
"Hari Kartini itu sangat spesial buat perempuan, soalnya Ibu Kartini sudah memperjuangkan nasib perempuan. Untuk memperingatinya, kami memakai kebaya," katanya terpisah.
Anak-anak ini tergabung dalam komunitas Inline Skate Malang Freestyle Slalom (Mafest). Biasanya komunitas ini berlatih sepatu roda rutin di Malang Town Square. Selama kegiatan, protokol kesehatan diterapkan dengan memakai masker. Begitu juga orang tua yang mendampingi mereka.
Pelatih di Komunitas Inline Skate Malang Freestyle Slalom (Mafest), Badai Rizky menuturkan kegiatan itu untuk melatih bakat anak-anak sekaligus untuk memperkenalkan perjuangan Kartini dalam memperjuangkan nasib perempuan.
Terlebih saat ini banyak generasi muda yang mulai melupakan jasa para pahlawannya. Untuk itu, dirinya mencoba mengajak anak-anak agar mereka bisa menghargai jasa pahlawan emansipasi wanita Ibu Kartini.
"Pertama kami ingin mengeksplore bakat anak-anak lebih dalam, sekaligus mengingat kembali perjuangan Ibu Kartini," tuturnya.
Tonton juga Video "Celebrity on Vacation: Main Sepatu Roda di Moja Museum Jakarta":
(fat/fat)