Ya, biasanya jasa penukaran uang baru selalu marak ketika menjelang lebaran. Namun, tahun ini jasa penukaran uang baru di Lamongan sudah mulai marak sejak Ramadhan hari kedua lalu. Seperti jasa penukaran uang yang ada di Jalan Basuki Rahmat Lamongan. Di jalan ini, berbagai nominal uang baru sudah berjejer dan siap ditukar oleh warga untuk keperluan lebaran.
"Saya buka sejak H+2 Ramadhan kemarin," kata Bairi, salah satu warga yang membuka lapak penukaran uang di Jalan Basuki Rahmat Lamongan kepada wartawan, Selasa (20/4/2021).
Bairi mengatakan alasanya buka lebih awal karena ia takut merugi seperti tahun lalu. Bairi mengatakan tahun lalu ia merugi karena tidak banyak warga yang memanfaatkan jasanya untuk menukar uang sehingga iapun merugi. Selain itu, kata Bairi, tahun lalu ia juga baru membuka lapak jasa penukaran uangnya saat menjelang lebaran.
"Biasanya memang pertengahan Ramadhan, tapi kini start lebih awal biar tidak rugi seperti tahun lalu," ujar Bairi tanpa mau menyebut berapa kerugian yang ia alami tahun lalu.
Diakui Bairi, pekerjaan yang ia tekuni bersama 2 temannya ini bukanlah usaha yang kecil. Pasalnya, ia membutuhkan modal awal yang tidak sedikit untuk memulai usaha, yaitu hingga puluhan juta rupiah.
Baca juga: Tak Ada Lagi Penukaran Uang Rupiah di Monas |
"Untuk modal awal ini sedikitnya kami membutuhkan modal Rp 60 juta, bisa juga hingga ratusan juta," akunya.
Lalu berapa tarif jasa yang diambil Bairi? Bairi mengaku ia mengambil jasa 10 persen untuk setiap Rp 100 ribu uang warga yang ingin ditukar dengan uang baru. Uang yang dibawa Bairi juga lengkap, mulai dari pecahan seribu, 2 ribu, 5 ribu, 10 ribu hingga Rp 20 ribu juga dia miliki. Tak hanya itu, Bairi juga menyediakan uang pecahan baru yaitu uang pecahan Rp. 75 ribu yang memang belum banyak tersebar secara umum.
"Tarif jasa penukaran uang hanya 10 persen tiap seratus ribu," pungkasnya. (iwd/iwd)