Kawasan terletak tak jauh dari permukiman warga Desa Sempol, Ijen, itu memang merupakan bekas aliran lava. Sejauh mata memandang, yang tampak hanyalah bebatuan berbagai ukuran.
Jika dilihat sepintas, batuan itu tampak seperti batu karang di lautan. Bentuknya pun nyaris seperti tanah liat dengan permukaannya kasar tak beraturan. Bukan halus lazimnya batu. Tapi saat didekati atau dipegang, batu itu tampak dan terasa keras sekali.
Berdasarkan beberapa literatur ilmiah serta keterangan sejumlah geolog, kawasan tersebut merupakan bekas aliran lava gunung Ijen Purba, yang meletus sekitar 70 ribu tahun lalu. Letusan dahsyat itu lantas menimbulkan aliran lava.
![]() |
Bekas aliran lava sisa letusan gunung Ijen Purba tersebut mengalir sepanjang sekitar 10 km. Mulai dari sekitar wilayah Desa Jampit hingga berakhir di kawasan perkebunan Blawan. Sepintas memang seperti padang batu keras hitam
Pantauan detikcom dari udara, aliran lava Plalangan sekilas tampak seperti ular hitam yang melata, meliuk diantara rerumputan kering. Di beberapa kawasan tampak seolah menyusup diantara tanaman kopi milik perkebunan. Aliran lava itu kemudian tampak membelah dan memotong akses jalan raya menuju Kawah Ijen. Tepatnya di Desa Sempol, Kecamatan Ijen.
Tak hanya itu. Pada bulan-bulan tertentu dimana terjadi kemarau panjang, onggokan batu hitam sisa aliran lava tampak makin jelas terlihat. Mirip seperti berada di padang luas batu-batu hitam.
Di kawasan itu juga sudah berdiri gardu pandang serta gazebo yang sengaja dibangun di tempat tinggi. Hal itu bertujuan untuk mendapatkan view lebih luas. Belum lagi juga terdapat spot-spot tertentu yang dapat digunakan untuk sekadar berswafoto.
Setahun terakhir, sisa aliran lava bekas letusan gunung Ijen Purba ini diajukan ke UNESCO Global Geopark bidang geologi. Sebagai geosite dari Ijen Geopark. Dengan nama situs Aliran Lava Plalangan.
"Bekas airan lava sisa letusan gunung ijen purba itu memang salah satu geosite yang kami ajukan ke UNESCO," jelas Ketua Pengurus Harian Ijen Geopark wilayah Bondowoso, Arif Setyo Raharjo, kepada detikcom, Minggu (18/4/2021).
Menurutnya, pengajuan aliran lava Plalangan sebagai geosite tersebut karena situs tersebut menjadi salah satu peninggalan geologi yang mampu menjelaskan pada generasi mendatang, bahwa di bumi ini pernah ada fenomena geologi, yakni adanya Gunung Ijen Purba.
"Kebetulan di Kecamatan Ijen itu memang menumpuk situs-situs geologi bekas letusan gunung ijen purba," pungkas Arif Setyo Raharjo.
Simak juga 'Jelajahi Alam Indah yang Biasa untuk Sport Tourism':
(iwd/iwd)