Masjid Tua di Sidoarjo Ini Masih Gunakan Jam Matahari untuk Waktu Salat

Ramadhan 2021

Masjid Tua di Sidoarjo Ini Masih Gunakan Jam Matahari untuk Waktu Salat

Suparno - detikNews
Rabu, 14 Apr 2021 07:48 WIB
Masjid Kuno di Sidoarjo Yang Masih Gunakan Jam Matahari
Masjid tua di Sidoarjo (Foto: Suparno/detikcom)
Sidoarjo -

Masjid Baitussholihin di Sidoarjo ini satu-satunya masjid yang masih tergolong tua. Di masjid Dusun Sawah, Desa Kedung Cangkring, Kecamatan Jabon, ini menentukan waktu salat masih menggunakan jam matahari.

Masjid di kawasan terdampak luapan lumpur Lapindo di Porong ini masih digunakan sembahyang, meski di sekitar masjid tidak ada pemukiman warga. Masjid tua yang sudah tiga kali dirombak ini terletak di sisi selatan tanggul penahan lumpur.

Kesan tua Masjid Baitussholihin terlihat dari tempat wudhu yang berada di samping masjid. Tampak tempat wudhu mirip kolam air berukuran 1,5 x 4 meter dan terdapat beberapa gayung untuk mengambil air untuk berwudlu.

Masjid Kuno di Sidoarjo Yang Masih Gunakan Jam MatahariTempat wudhu mirip kolam air berukuran 1,5 x 4 meter/ Foto: Suparno

"Jam ini abadi. Waktu salat Zuhur dan Asar bisa ditentukan lewat kemiringan bayangan cahaya dari besi di tengah ini," kata Takmir Masjid Baitussholihin, Mudzakir, Selasa (23/4/2021).

Namun, dia mengaku tidak bisa mengatakan dengan pasti kapan Masjid Baitussholihin didirikan. Namun masjid itu terkesan tua dengan melihat tiang penyangga beduk masjid yang terbuat dari bambu.

"Kata ayah saya, di sini dulu bekas pondok pesantren. Letaknya di utara masjid ini. Sejak saya kecil, bangunannya ya seperti ini. Ayah bercerita, awalnya hanya musala bambu berukuran kecil yang ada di depan. Lalu berkembang menjadi pondok pesantren," tandas Mudzakir.

Tonton juga Video: Jam Matahari di Masjid Agung Solo

[Gambas:Video 20detik]



Bagi masyarakat yang melintas di jalur alternatif dari Desa Mindi Porong ke arah timur atau Kecamatan Jabon, pasti melewati masjid ini. Sebab, keberadaanya sangat mencolok. Dan sisi kanan dan kiri masjid hanya tampak semak serta tanah kosong.

Sebelum lumpur panas menyembur Mei 2016 lalu, tempat ini merupakan kawasan padat penduduk. Namun setelah ada semburan lumpur, warga meninggalkan masjid dan pindah setelah mendapat ganti rugi.

Namun sampai saat ini, Masjid Baitussholihin ini masih terawat dengan baik dan sering digunakan sembahyang warga yang kebetulan lewat. Saat bulan Ramadhan, masjid ini juga masih mengelar salat Tarawih.

Masjid Tua di Sidoarjo Masih Gunakan Jam MatahariMasjid Tua di Sidoarjo Masih Gunakan Jam Matahari untuk salat/ Foto: Suparno

"Mereka yang salat tarawih di sini ya kebanyakan bekas warga sekitar yang saat ini pindah tidak jauh dari sini. Rata-rata mengaku kangen dengan suasana kampung halaman mereka yang kini telah tenggelam," tambah Mudzakir,

Mudzakir, merupakan keturunan pendiri pondok pesantren di lingkungan Masjid Baitussholihin. Pihaknya sengaja tidak menjual tanah dan bangunan peninggalan leluhurnya.

"Kami juga masih menggelar salat Idul Fitri di masjid ini. Yang datang mayoritas ya bekas warga sekitar. Selain bernostalgia, mereka juga bisa bersilaturahmi dengan mantan tetangga," terangnya.

Halaman 2 dari 2
(fat/fat)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.