Tradisi Nyekar Tak Dongkrak Jumlah Penumpang di Terminal Bungurasih

Tradisi Nyekar Tak Dongkrak Jumlah Penumpang di Terminal Bungurasih

Hilda Meilisa - detikNews
Senin, 12 Apr 2021 16:01 WIB
Ada isu Terminal Purabaya atau Terminal Bungurasih akan ditutup saat Lebaran nanti. Pihak terminal menyebut itu hoaks karena tidak ada surat edaran resmi mengenai hal itu.
Terminal Purabaya/Foto file: Deny Prastyo Utomo/detikcom
Surabaya - Menjelang puasa Ramadhan, masyarakat banyak yang memanfaatkan momentum pulang ke kampung halaman atau mudik untuk berziarah ke makam leluhur. Hal ini berdampak pada kenaikan penumpang di Terminal Purabaya.

Kendati demikian, Kepala Terminal Purabaya Imam Hidayat menyebut kenaikan penumpang tak signifikan. Bahkan, Imam menyebut jumlah penumpang masih kalah jauh jika dibandingkan dengan penumpang di hari biasa sebelum pandemi COVID-19.

Data yang didapat detikcom, Sabtu (10/4) penumpang yang naik dari Terminal Purabaya sebanyak 16.895 dan yang turun ke terminal ada 6.046. lalu pada Minggu (11/4/2021), penumpang naik dari terminal ada 10.872 orang dan yang turun 7.342.

"Ndak banyak orang nyekar (berziarah), kalau hari normal sekitar 28 ribu penumpang sehari. Kemarin sekitar 12 ribuan. Jauh banget. Kalau weekend sebelum pandemi, bahkan bisa sampai 34 ribu sampai 40 ribu penumpang," ujar Imam kepada detikcom di Surabaya, Senin (12/4/2021).

Imam menambahkan sempat ada penumpukan penumpang karena armada bus yang terbatas. Sementara penumpang terbanyak yakni menuju Blitar dan Kediri.

"Kalau penumpang waktu setelah PSBB, saya kira biasa saja nggak pernah naik banyak. Soalnya dulu untuk armada sendiri biasanya lebih-lebih. Berhubung armadanya banyak yang tidak masuk, ya seperti ada kenaikan. Tapi sebenarnya ya normal saja itu. Jika armadanya seperti biasa ya kelihatan normal. Tapi ini jalur Kediri, Blitar itu yang banyak penumpangnya. Yang lainnya normal," paparnya.

Penumpukan ini, lanjut Imam, hanya terjadi sebentar. Berbeda dengan sebelum pandemi COVID-19 yang penumpukan penumpangnya bisa terjadi seharian.

"Itu sebentar ada penumpukan penumpang. Maghrib sudah habis. Biasanya sampai malam ada terus, tapi ini Maghrib sudah habis penumpangnya," ungkap Imam.

Sementara itu, Imam menyebut armada bus memang memilih tak menurunkan banyak bus. Karena biaya operasionalnya yang tinggi tak sebanding dengan pendapatan.

"Kalau armadanya diturunkan semua ya kasian, kosong. Armada juga nggak mau karena biaya operasionalnya kan banyak juga," pungkasnya.

Halaman 2 dari 2
(hil/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.