Unair Surabaya Ciptakan Teknologi Hiperspektral, Ini Manfaat untuk Pertanian

Unair Surabaya Ciptakan Teknologi Hiperspektral, Ini Manfaat untuk Pertanian

Esti Widiyana - detikNews
Selasa, 06 Apr 2021 09:18 WIB
Tim di Lembaga Ilmu Hayati Teknik dan Rekayasa (LIHTR) Unair Andi Hamim Zaidan
Andi Hamim Zaidan/Foto: Istimewa (Dok Unair)
Surabaya -

Tim di Lembaga Ilmu Hayati Teknik dan Rekayasa (LIHTR) Universitas Airlangga (Unair) Surabaya menciptakan teknologi hiperspektral untuk pertanian dan budidaya perairan. Salah satu tim, Andi Hamim Zaidan menyebutkan manfaat teknologi hiperspektral untuk pertanian yang cukup unik.

"Teknologi hiperspektral mampu mengkarakterisasi berbagai bahan kimia dan sifat biologis tumbuhan dan tanah, dengan cara menganalisa sifat reflektifnya dalam rentang sempit pita spektral. Pencitraan hiperspektral memperluas penglihatan manusia dan dapat menangkap masalah yang tidak terlihat oleh ahli agronomi," kata Zaidan sapaan akrabnya, Selasa (6/4/2021).

Zaidan menjelaskan, teknologi ini memungkinkan penangkapan semua jenis variabilitas. Meliputi varietas, cuaca, hingga jenis tanah. Spektral tinggi resolusi pencitraan hiperspektral memperluas beberapa masalah potensial, sehingga dapat diatasi dengan menggunakan spektral pencitraan.

Pencitraan hiperspektral seperti pencitraan spektral lainnya, mengumpulkan dan memproses informasi dari seluruh spektrum elektromagnetik. Panjang gelombang elektromagnet hiperspektral termasuk dalam daerah cahaya tampak (400-700 nanometer).

Manfaat dalam Pertanian

Pencitraan hiperspektral tersebut memiliki beragam manfaat bagi dunia pertanian. Mengukur relevansi tanaman menggunakan kamera pencitraan hiperspektral yang dipasang pada drone atau pesawat berawak, menganalisis spektrum cahaya yang dipantulkan dan mengkorelasikannya dengan tanaman dan karakteristik tanah. Serta, mengidentifikasi potensi masalah pertanian seperti penyakit, kekurangan nutrisi, gulma, hingga tekanan lingkungan.

Tonton juga Video: Abrasi Pantai di Indramayu Ancam Rusak Lahan Pertanian

[Gambas:Video 20detik]



Selain itu, aplikasi pertanian dan budidaya perairan yang dikembangkan oleh timnya memiliki beberapa manfaat. Seperti, dapat mengetahui nutrisi dan pemupukan tanaman, termasuk makro dan mikronutrien (P, K, Mg, Mn, Cu, Mn, Zn) dan dapat mendeteksi penyakit dini dan stress, misalnya penghijauan jeruk.

"Bisa mengetahui adanya indikator biofisik sepanjang fenotipe tinggi untuk mendukung pemuliaan tanaman percobaan. Analisis sifat biofisik, misalnya, LAI, biomassa, hasil, kepadatan. Diskriminasi spektral spesies tumbuhan, tipe vegetasi dan genotipe mereka, dan analisis sifat biokimia, misalnya antosianin, karotenoid, klorofil," jelasnya.

Saat ini, untuk budidaya perairan, LIHTR bermitra dengan Shrimp Club Indonesia mengembangkan teknologi hiperspektral untuk surveillance kondisi dan kualitas air di tambak udang vannamei. Teknologi hiperspektral diharapkan mampu meningkatkan kuantitas dan kualitas hasil budidaya udang vannamei di Indonesia.

Satelit sebagai Pengambil Data

Dosen Fisika Unair Surabaya ini memaparkan, bahwa teknologi ini menggabungkan antara data satelit dan pengujian lapangan untuk mendapatkan hasil citra spektra yang baik. Dalam pengambilan data, cahaya matahari berpengaruh sebagai pencahayaan objek, dimana hasil pantulan objek akan direkam dalam sensor jarak jauh.

"Artificial Intelligent berperan penting dalam pemrosesan data. Pencitraan hiperspektral akan dilakukan pemisahan band dan dekomposisi PCA. Lalu, data hiperspektral akan digabung degan data hasil dekomposisi PCA menghasilkan data rekonstruksi yang lebih detail dengan proses konvolusi-dekonvolusional jaringan saraf. Pada akhirnya, dilakukan optimasi mesin pembelajaran ekstrem yang menghasilkan peta klasifikasi," pungkasnya.

Halaman 2 dari 2
(fat/fat)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.