Ada isu Terminal Purabaya atau Terminal Bungurasih akan ditutup saat Lebaran nanti. Pihak terminal menyebut itu hoaks karena tidak ada surat edaran resmi mengenai hal itu.
"Kalau informasi penutupan (terminal ) itu kebijakan pimpinan. Kita kalau sesuai aturan ya kita jalan. Kalau ndak ada ya ndak ada. Hari ini belum ada, itu kebijakan pimpinan, terutama aturan-aturan atau surat-surat dari pemerintah kota atau dari pusat. Sementara itu belum ada untuk penutupan," kata Kepala Terminal Purabaya, Imam Hidayat kepada detikcom, Senin (5/4/2021).
"Tapi wacana informasi yang hoaks itu tidak masuk akal, selama belum ada aturan-aturan yang mengenai terminal itu sendiri," imbuhnya.
Imam mengakui sempat mendapat pertanyakan soal isu Terminal Bungurasih akan ditutup saat lebaran. Pertanyaan itu datang dari beberapa PO Bus yang ada di terminal.
"Iya sempat dipertanyakan terminal tutup. Tidak ada terminal tutup selama kita belum ada aturan surat edaran. Masih tetap buka, soalnya ini menyangkut masalah ekonomi, kasihan kalau tutup, terutama untuk daerah," terang Imam.
Sementara salah seorang pengurus Bus AKAS jurusan Surabaya-Madura, Iskak mengatakan, ada 15 bus yang beroperasi setiap hari di Terminal Bungurasih. Ia mengakui soal penurunan penumpang dan penundaan keberangkatan.
"Waduh kadang kita parkir sekitar 1,5 jam, penumpang itu hanya 10 orang. Kalau normal itu insyaallah ada 30. Itu normal sebelum ada pandemi itu," ungkap Iskak.
Simak juga video 'Kemenhub: Meski Dilarang, Masih Ada 11% Masyarakat Bersikeras Buat Mudik':
Menurutnya, jika penumpang kurang dari 15 orang, maka tidak cukup untuk membeli solar, meski harga tiket Rp 80 ribu.
"Sekarang itu parah, kadang parkir 1 jam dapat 10 penumpang itu kru tidak berani buat jalan. Buat beli solar aja tidak ada. Kalau 10 orang kurang itu Rp 500 ribu kurang buat beli solar. Solarnya itu PP (pulang pergi) bisa sampai Rp 800 ribu. Kadang itu ditawar Rp 75 ribu, daripada penumpang sepi ya uda kita bawa saja," lanjut Iskak.
Iskak menambahkan, dari 15 bus yang ada, tidak semuanya bisa beroperasi setiap hari. "Ya ada (penurunan) kadang jalan 5, kadang nggak mesti. Kemarin lusa hanya 3 bus yang jalan," ujar Iskak.
Meski begitu ia tetap mensyukuri kondisi saat ini di tengah pandemi COVID-19. "Ya gimana lagi memang keadaannya seperti ini. Pemerintah memberlakukan seperti itu. Mudik sekarang katanya nggak boleh ya. Pusing sopir itu. Karena satu bus itu orang empat, tidur dua, jalan dua. Gimana lagi ya diterima saja," pungkas Iskak.
Kemenhub: Meski Dilarang, Masih Ada 11% Masyarakat Bersikeras Buat Mudik