Menurut Dirut RS Husada Utama, dr Didi Dewanto SpOG mudik 2021 memang seharusnya ditunda. Jika masyarakat tetap mudik seperti tahun lalu, pasien COVID-19 dikhawatirkan bisa kembali membludak.
"Kan belum 70% populasi yang sudah disuntik vaksin. Jadi masih belum terbentuk herd immunity. Jadi memang sebaiknya ditunda dulu mudiknya," kata Didi saat dihubungi detikcom di Surabaya, Senin (29/3/2021).
Didi berpesan kepada masyarakat untuk bersabar, sembari menunggu jatah vaksinasi.
"Pemerintah sedang berusaha untuk secepatnya mendatangkan vaksin, agar cepat tercapai herd immunity. Sehingga kita bisa hidup normal kembali," jelasnya.
Sama halnya dengan dokter spesialis paru yang juga merawat pasien COVID-19 di RS Universitas Airlangga (RS Unair) Surabaya, dr Wiwin Is Effendi SpP(K) PhD. Wiwin meminta masyarakat menunda pulang kampung saat lebaran mendatang. Sebab, banyak hal yang terjadi jika tetap mudik.
Selain itu, potensi penularan juga bisa terjadi di kluster keluarga. Karena saat mudik, masyarakat melepas rindu dengan keluarga. Dia menyarankan, agar mudik lebaran 2021 secara fisik sebaiknya ditunda. Wiwin juga mengimbau mudik bisa dilakukan lewat virtual.
"Mudik lewat surat, telepon, dan video bisa jadi alternatif melepas kangen dan sambung silaturahim dengan keluarga jauh," ujarnya.
Sementara Jubir COVID-19 RS Royal Surabaya, dr Dewa Nyoman Sutanaya SH MHKes MARS mengatakan, bisa saja masyarakat mudik. Namun dengan beberapa pertimbangan.
"Pertama cakupan vaksin belum mencapai target 70% (herd immunity). Kedua, orang masih mungkin terpapar virus COVID-19 walaupun sudah divaksin, namun dengan gejala yang tidak parah," kata Dewa.
Akan tetapi, lanjut dia, prinsip yang tetap dijalankan ialah berhati-hati. Sebab, vaksin dan protokol kesehatan 3M adalah satu kesatuan dalam memerangi pandemi COVID-19.
"Tidak boleh dipisahkan satu sama lain. Karena masyarakat masih tetap bisa terpapar virus COVID-19," pungkasnya.