RS di Surabaya Imbau Masyarakat Tunda Mudik 2021 Antisipasi Lonjakan COVID-19

RS di Surabaya Imbau Masyarakat Tunda Mudik 2021 Antisipasi Lonjakan COVID-19

Esti Widiyana - detikNews
Senin, 29 Mar 2021 15:28 WIB
Terminal Purabaya Bungurasih
Terminal Purabaya (Foto: Hilda Meilisa Rinanda/detikcom)
Surabaya - Untuk kedua kalinya, pemerintah meminta seluruh masyarakat tidak mudik lebaran. Hal ini mempertimbangkan risiko penularan COVID-19. Selain itu juga berkaca pada kenaikan kasus usai lebaran tahun lalu.

Menurut Dirut RS Husada Utama, dr Didi Dewanto SpOG mudik 2021 memang seharusnya ditunda. Jika masyarakat tetap mudik seperti tahun lalu, pasien COVID-19 dikhawatirkan bisa kembali membludak.

"Kan belum 70% populasi yang sudah disuntik vaksin. Jadi masih belum terbentuk herd immunity. Jadi memang sebaiknya ditunda dulu mudiknya," kata Didi saat dihubungi detikcom di Surabaya, Senin (29/3/2021).

Didi berpesan kepada masyarakat untuk bersabar, sembari menunggu jatah vaksinasi.

"Pemerintah sedang berusaha untuk secepatnya mendatangkan vaksin, agar cepat tercapai herd immunity. Sehingga kita bisa hidup normal kembali," jelasnya.

Sama halnya dengan dokter spesialis paru yang juga merawat pasien COVID-19 di RS Universitas Airlangga (RS Unair) Surabaya, dr Wiwin Is Effendi SpP(K) PhD. Wiwin meminta masyarakat menunda pulang kampung saat lebaran mendatang. Sebab, banyak hal yang terjadi jika tetap mudik.

"Mudik atau pulang kampung memicu terjadinya kerumunan baik selama perjalanan (Pemberhentian di tol, restoran dan lainnya) maupun di tempat tujuan," kata Wiwin.

Selain itu, potensi penularan juga bisa terjadi di kluster keluarga. Karena saat mudik, masyarakat melepas rindu dengan keluarga. Dia menyarankan, agar mudik lebaran 2021 secara fisik sebaiknya ditunda. Wiwin juga mengimbau mudik bisa dilakukan lewat virtual.

"Mudik lewat surat, telepon, dan video bisa jadi alternatif melepas kangen dan sambung silaturahim dengan keluarga jauh," ujarnya.

Sementara Jubir COVID-19 RS Royal Surabaya, dr Dewa Nyoman Sutanaya SH MHKes MARS mengatakan, bisa saja masyarakat mudik. Namun dengan beberapa pertimbangan.

"Pertama cakupan vaksin belum mencapai target 70% (herd immunity). Kedua, orang masih mungkin terpapar virus COVID-19 walaupun sudah divaksin, namun dengan gejala yang tidak parah," kata Dewa.

Akan tetapi, lanjut dia, prinsip yang tetap dijalankan ialah berhati-hati. Sebab, vaksin dan protokol kesehatan 3M adalah satu kesatuan dalam memerangi pandemi COVID-19.

"Tidak boleh dipisahkan satu sama lain. Karena masyarakat masih tetap bisa terpapar virus COVID-19," pungkasnya.

Halaman 2 dari 2
(fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.