Kongres HMI Ricuh, Kandidat Ketum Sebut Ada Pihak Eksternal yang Hadir

Kongres HMI Ricuh, Kandidat Ketum Sebut Ada Pihak Eksternal yang Hadir

Amir Baihaqi - detikNews
Rabu, 24 Mar 2021 19:33 WIB
Sejumlah kandidat ketua umum PB HMI buka suara terkait kericuhan yang terjadi saat Kongres XXXI di Surabaya. Mereka adalah Hassan Basri Basso, M Nur Aris Shoim dan Taufan Tuarita.
Kandidat Ketum HMI (Foto: Amir Baihaqi/detikcom)
Surabaya - Sejumlah kandidat ketua umum PB HMI buka suara terkait kericuhan yang terjadi saat Kongres XXXI di Surabaya. Mereka adalah Hassan Basri Basso, M Nur Aris Shoim dan Taufan Tuarita.

Mereka menyebut Kongres HMI ricuh itu karena adanya pihak eksternal yang hadir. Tak hanya itu, mereka juga mendesak pihak panitia penyelenggara agar kongres dilakukan dengan aturan dan tata tertib yang ada.

"Yang kita pahami dalam himpunan mahasiswa forum kongres hanya dihadiri oleh peserta penuh atau peserta utusan dari cabang-cabang. Tapi kenyataannya peserta kongres itu dihadiri oleh pihak eksternal," tegas Hassan Basso kepada wartawan di Surabaya, Rabu (24/3/2021).

"Dan itu kemudian tidak sesuai lagi dengan tata tertib. Sehingga panitia yang menjadi bagian pelaksanaan kongres XXXI di Surabaya itu salah dalam menempatkan hal-hal tersebut. Sehingga perlu Majelis Pengawas dan Konstitusi (MPK) mengevaluasi pelaksanaan kongres ini," lanjutnya.

Meski begitu, Hassan mengaku tidak tahu siapa pihak eksternal dalam kongres HMI itu. Namun sejumlah bukti foto telah banyak beredar bahwa mereka juga ikut duduk dengan peserta kongres memakai sandal, kaus dan topi dan berbadan besar tinggi.

"Kita tidak tahu pasti pihak siapa yang masuk ke dalam. Tapi foto itu sudah beredar dan kita dapat dan itu bukan peserta yang menjadi utusan dari cabang-cabang," ujar Hassan.

"Mereka duduk bersama para peserta. Jadi di HMI itu punya ciri khas tersendiri ketika berkongres. Dia memakai sepatu, memakai kemeja dan itu menjadi aturan tersendiri bagi kita. Sementara yang masuk dalam forum ini pakai sandal, kaus, topi kemudian badannya tinggi besar. Kita tidak menyebut siapa-siapa," imbuhnya.

Sementara Taufan Ikhsan Tuarita kandidat lain mengatakan dalam kongres ini, ada pihak yang seolah-olah dipaksakan selesai dalam waktu yang singkat. Hal itu terlihat dalam kongres yang banyak proses diabaikan.

"Namun yang terjadi malah justru 3 hari setelah tanggal 17 mulai persidangan. Artinya bahwa pelaksanaan ini terkesan dipaksa. Indikasinya kita melihat kongres ini seolah-olah dipaksakan selesai dalam waktu yang begitu singkat," tandasnya. (fat/fat)

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.