Kepala Desa Dongko, Kecamatan Dongko, Trenggalek, Marni mengatakan, pembacokan dilakukan SC (35) terhadap tiga anggota keluarganya. Awalnya, korban Maryono meminta pelaku untuk membelikan korek api.
Namun saat kembali ke rumah, pelaku hanya memberikan korek api yang tidak ada isinya. Sehingga tidak bisa dinyalakan. Saat itu Maryono protes dan melempar korek tersebut di hadapan pelaku.
"Mbah Maryono bilang wong korek nggak enek isine kok dituku (korek tidak ada isinya kok dibeli). Kemudian dilempar ke depan pelaku dan pelaku akhirnya marah," ujarnya.
Saat itu juga pelaku pembacokan langsung mengambil dua bilah sabit yang ada di rumah tersebut, dan mengancam Maryono (74) serta Juminem (64). Mendapat ancaman dari pelaku, kedua korban berusaha menyelamatkan diri.
"Dikejar sama pelaku, Mbah Juminem sempat dibacok bagian belakang. Kemudian karena Mbah Maryono tidak terkejar, pelaku melempar sabit tersebut hingga mengenai tubuhnya," jelas Marni.
Setelah kedua korban lari, pelaku SC kembali ke rumah dan masuk ke dalam kamar. Saat itu ia mendapati bapak angkatnya Wardi sedang tertidur. "Akhirnya dibacok oleh pelaku pada bagian leher," imbuhnya.
Menurutnya, serangan pelaku pembacokan membuat korban Wardi mengalami luka serius dan akhirnya meninggal dunia di lokasi kejadian. "Yang luka leher bagian belakang, nyaris putus," imbuhnya.
Marni menambahkan, sejak kecil pelaku SC dirawat oleh ketiga korban yang berstatus masih kerabat dekat. Sedangkan kedua orang tuanya telah berpisah dan tinggal di lain desa.
"Kalau orang tuanya rumahnya di Dusun Belimbing, Desa Dongko. Kemudian ayah kandungnya sudah cerai dan menikah di Desa Ngerdani," pungkas Marni.
Simak juga Video: Gegara Makan Sahur, Seorang Anak Bunuh Ayahnya di Trenggalek
(sun/bdh)