TPA dengan sistem sanitary landfill ini terletak di Kecamatan Jabon Sidoarjo dengan luas 5,8 hektare, serta mampu mengolah kapasitas sampah 450 ton sampah pernah hari. Dengan sistem seperti ini terdapat proses sorting dan composting, sehingga residu yang dihasilkan bisa sangat sedikit.
Gubernur Khofifah mengatakan TPA di Sidoarjo dengan sistem sanitary landfill ini akan segera dioperasikan. Dengan adanya pengelolaan sampah yang lebih modern seperti ini, pihaknya meminta masyarakat harus membuang sampah di tempat yang semestinya.
"Selain itu sebelum membuang sampah harus disortir atau dipilah-pilah agar memudahkan proses pengelolaan sampah, meski di TPA ini juga akan dipilah," kata Khofifah kepada wartawan di TPA Jabon Sidoarjo, Rabu (17/3/2021).
Khofifah menjelaskan landfill di Sidoarjo ini juga akan bisa menghasilkan pupuk organik. Penyalurannya nanti untuk Untuk sektor pertanian terutama di Sidoarjo. Karena selain areal industri, sektor pertanian di Sidoarjo cuup kuat. Pupuk organik saat ini sangat dibutuhkan agar tidak tergantung dengan pupuk kimia.
"Oleh karena itu ada multiplier effect, bisa menjadi sumber income baru bagi masyarakat Sidoarjo. Dan tentu kami berharap dua tahun kedepan bisa di pakai pembangkit tenaga listrik tenaga sampah," tambah Khofifah.
Khofifah menambahkan, landfill ini juga bisa menghasikan energi. Selain itu pengelolaan sampah seperti ini tidak akan menimbulkan aroma. Sehingga bisa menjadikan wisata edukatif bagi anak-anak khususnya di Sidoarjo. Untuk mengajak mereka pola hidup sehat dan pola hidup bersih.
"Sehingga mereka terkonfirmasi ada modernisasi teknologi pengelolaan sampah. Sehingga sampah tidak menimbulkan aroma yang tidak sedap. Akan menjadi hal baru yang bisa di introduksi kepada masyarakat terutama anak-anak di Sidoarjo," jelas Khofifah.
Sementara itu di tempat yang sama, Kepala Balai Prasarana Permukiman wilayah Jawa Timur, M Reva Sastrodiningrat mengatakan bahwa, TPA dengan sistem sanitary landfill di Sidoarjo ini kapasitas 450 per hari. Dengan umur TPA nya sekitar lima sampai tujuh tahun. Didanai dari Jerman sebesar Rp 380 millar, dengan multi years kontrak dari tahun 2018 dan berakhir seratus persen di bulan Desember 2020.
"Kami berharap landfill ini segera dioperasikan dan dirawat dengan baik," tandas M Reva. (iwd/iwd)