Rekonstruksi yang dimaksud yakni, jembatan akan dibuat 4 lajur yang menghubungkan wilayah barat dan timur Kota Kediri. Saat ini, jembatan tersebut hanya memiliki 2 lajur.
Pelaksana Tugas (Plt) Asisten Perekonomian dan Pembangunan Pemerintah Kota Kediri Edi Darmasto mengatakan, pembangunan Jembatan Bandar Ngalim itu telah dibahas hari ini dengan beberapa OPD terkait.
"Jembatan Bandar Ngalim ini dibangun pada tahun 1973, artinya jembatan tersebut saat ini sudah berusia 48 tahun," jelas Edi, Rabu (17/3/2021).
Ia mengatakan, rekonstruksi jembatan perlu segera dilakukan lantaran di jembatan ini dinilai rentan terjadi pengkaratan dan peretakan pada konstruksinya. Jika demikian, maka akan membahayakan. Terutama bagi yang melintas di jembatan tersebut.
Sementara Direktorat Jenderal Bina Marga, Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Jawa Timur-Bali Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Sigit Maladi mengatakan, pihaknya mendukung pembangunan empat lajur yang direncanakan Pemkot Kediri.
"Telah kami rumuskan, nantinya jembatan Bandar Ngalim ini akan kami perlebar dan dibuat menjadi 4 lajur, 2 lajur," Jelas Sigit.
Ia juga mengatakan, saat ini pihaknya bersama tim yang terdiri dari beberapa konsultan seperti lingkungan, konstruksi dan sebagainya, telah menyusun perencanaan strategi rekonstruksi Jembatan Bandar Ngalim tersebut.
"Nanti untuk bangunan atas akan diganti dan kami bangun baru. Sedangkan untuk bangunan bawah masih kami kaji lagi apakah perlu ditambah kekuatan atau tidak," imbuh Sigit.
Menurutnya, rekonstruksi jembatan ini akan memakan waktu selama 2 tahun operasional. Sementara itu, pihaknya akan terus melakukan pemantauan dan pemeliharaan terhadap jembatan tersebut.
Lebih lanjut ia juga meminta peran serta dinas terkait di Kota Kediri. Yang berkaitan dengan perizinan, pengamanan dan pengalihan arus selama jalannya rekonstruksi. (sun/bdh)