Asesoris perempuan berupa tas kecil ini terbuat dari lembaran kain lantung. Lalu dipola dan dibentuk sedemikian rupa dan dijahit. Juga dengan benang khusus berbahan khusus, yakni serat pohon.
Setelahnya, tas berbahan dasar kulit kayu ini diberi asesoris tambahan sebagai pemanis tampilan. Bisa manik-manik, perca kain batik, sentuhan lukisan bermotif abstrak, maupun polesan lainnya.
Lantung merupakan lembaran berasal dari kulit pohon yang sudah berumur tua. Biasanya dari pohon karet, ibuh, kayu terap atau kedui. Pada zaman dulu, alat yang digunakan sebagai pemukul biasanya berupa tanduk kerbau. Namun saat ini sudah menggunakan kayu keras semacam alu.
Lembaran kulit kayu tersebut lantas dipukul-pukul hingga melebar, tipis, lunak, lembut, dan rata. Lembaran kulit yang menyerupai kain itu kemudian dibersihkan dengan sapu lidi, lalu dikeringkan dalam suhu panas tertentu.
Ide pembuatan tas berbahan kulit kayu itu muncul sekitar 5 tahun lalu saat Indah Anggraeni, warga Kademangan, Bondowoso, melihat sebenarnya banyak potensi di sekitarnya yang bisa digali. Tentunya dengan sentuhan kreativitas seni.
"Untuk bahan lembaran kain lantung saya memang masih mendatangkan dari luar daerah. Karena di sini belum ada," tutur Indah, saat ditemui detikcom di bengkel kerjanya, Sabtu (13/3/2021).
Ibu dua anak ini menjelaskan, dirinya lantas melibatkan warga sekitar sesuai kemampuannya masing-masing. Mereka lantas diberi panduan sedikit, dalam proses produksi asesoris tersebut.
"Finishingnya baru saya. Misal pemberian manik-manik hingga lukisan tangan maupun sentuhan seni lainnya, sebagai asesoris tambahan," terang dia.
![]() |
Hasil produksinya tersebut lantas mulai dipasarkan. Caranya dengan sering mengikuti pameran-pameran produk, workshop, dan lainnya. Bahkan hingga ke luar daerah, serta kota-kota besar lainnya.
Dampaknya, pesanan juga mulai berdatangan dari luar daerah, serta luar pulau dan mancanegara. Tak jarang, produksi tas kulit kayu tersebut dikirim ke sejumlah negara-negara Eropa, Amerika Serikat, serta beberapa negara lainnya.
Perkembangan terbaru, sebuah maskapai penerbangan nasional plat merah kemudian memberi kesempatan produk ini untuk dapat memajang dan memasarkan produknya di pesawat terbang maupun lounge-nya. Berupa sales on board (SOB), bersama sejumlah produk-produk lainnya.