Ketua tim Fandi D Suprianto mengatakan pembuatan troli jenazah beroda tank ini merupakan bagian dari program pengabdian masyarakat. Proses pembuatannya telah menghabiskan Rp 15 juta.
"Karya kolaborasi antara dosen dan mahasiswa ini merupakan Program Pengabdian kepada Masyarakat Prodi Teknik Mesin yang menghabiskan dana sekitar 15 juta rupiah. Untuk pembuatannya kami pun melakukannya di alumni kami yaitu di PT Santo Indonesia," ujar Fandi dalam keterangan resminya yang diterima detikcom, Kamis (11/3/2021).
![]() |
Anggota tim lain, Yopi Y Tanoto, menjelaskan troli yang diciptakan ini sebenarnya sama seperti pada umumnya. Namun yang membuat berbeda yakni adanya rantai roda yang serupa bagian roda tank. Modifikasi itu bertujuan agar troli bisa berjalan di berbagai kondisi tanah yang ada.
Spesifikasi troli itu yakni berat mencapai 165 kg karena terbuat dari bahan besi dan karet. Meski begitu troli tersebut terbilang ringan dan mudah didorong maupun ditarik oleh petugas pemakaman.
"Meski mencapai berat di atas 100 kilogram akan tetapi sangat ringan jika secara bersamaan didorong dan ditarik oleh masing-masing satu orang petugas," terang Yopi.
Dikatakan Yopi, pada alat ini juga pihaknya telah menambahkan modifikasi frame pada meja. Tujuannya agar pemindahan peti tak lagi diangkat namun cukup ditarik atau didorong menuju liang lahat.
Menurut Yopi, troli jenazah beroda tank ini diciptakan untuk membantu petugas pemakaman di TPU Keputih blok COVID-19. Sebab, tanah di lokasi itu berbeda dengan tanah pemakaman lainnya. Alat ini sendiri telah diserahkan ke TPU agar bisa langsung digunakan.
"Maka dari itu kami kemudian membuat alat bantu khusus ini, menyesuaikan kebutuhan yang ada di TPU Keputih. Menurut survei dan informasi dari DKRTH, sifat tanah di Keputih memang berbeda. Sifat tanahnya akan keras jika musim kemarau dan menjadi sangat becek dan berlumpur serta mudah ambles saat musim penghujan," tandas Yopi.
Simak video 'Per 11 Maret 2021, Kasus Corona di RI Bertambah 5.144':
(iwd/iwd)