Saat Prof Nidom Ulas Corona B117 Mirip dengan Mutasi Virus D614G

Saat Prof Nidom Ulas Corona B117 Mirip dengan Mutasi Virus D614G

Esti Widiyana - detikNews
Kamis, 04 Mar 2021 19:14 WIB
Ketua Tim Riset Corona dan Formulasi Vaksin dari Professor Nidom Foundation (PNF), Prof dr Chairul Anwar Nidom
Foto: Istimewa (Dok Prof Nidom)
Surabaya -

Temuan kasus virus Corona varian B117 itu ditemukan di Karawang, Jabar. Varian baru Corona B117 asal Inggris itu menjangkiti dua TKI yang baru pulang dari Arab Saudi. Lalu, ada kemiripan virus Corona B117 dengan mutasi D614G di Surabaya beberapa bulan lalu?

"Ada, kemungkinan ada, mirip istilahnya. Demikian pula B117 yang ditemukan di Indonesia belum tentu sama persis dengan B117 yang di Inggris, belum tentu persis," kata Ketua Tim Riset Corona dan Formulasi Vaksin dari Professor Nidom Foundation ( PNF), Prof dr Chairul Anwar Nidom saat dihubungi detikcom, Kamis (4/3/2021).

Virus D614G adalah mutasi COVID-19 yang mendominasi di seluruh dunia. Virus COVID-19 yang terus bermutasi dianggap sebagai hal wajar oleh para ahli.

Namun, menurut Prof Nidom virus D614G itu ada di posisi berbeda dengan mutasinya B117. Artinya, mutasi D614G dikhawatirkan virus Corona ini bisa menunjukkan antibodi.

"Dia bisa melawan antibodi. Buktinya beberapa negara sudah mengumumkan ada virus yang kebal terhadap antibodi. Dan itu saya yakin karena motif ADE," ujarnya.

ADE (Antibody Dependent Enhancement) di mana itu adalah suatu alat yang dimiliki oleh virus yang digunakan untuk berkelip dari antibodi.

Lihat juga Video: Melihat Proses Virus Corona Bermutasi dan Munculkan Varian Baru

[Gambas:Video 20detik]



Jadi, lanjut Nidom, jika seseorang terinfeksi virus B117, maka di dalam tubuhnya terjadi percepatan untuk melakukan replikasi memperbanyak diri. Kemudian virus tersebut segera keluar dan menuju orang lain yang bisa dimasuki virus.

"Kalau orang itu tidak menjaga jarak, tetap menulari orang lain. Jadi, persatuan waktu dia melakukan replikasi di dalam tubuh seseorang lebih cepat dari pada yang lama. Ibaratnya kalau virus COVID-19 yang lama bisa ditunggu sampai 14 hari selesai. Kalau virus ini bisa dibawa 10 hari. Sehingga dia cepat menularnya," jelasnya.

Itu artinya, tambah dia, di lingkungan tersebut jumlah COVID B117 akan lebih cepat dan lebih banyak berkembang. Sehingga virus Corona itu memungkinkan lebih banyak menular kepada orang lain.

"Tapi kalau karakter yang lain seperti keganasan tidak banyak berbeda. Keganasan dan sebagainya itu paling banyak mempengaruhi D164G," pungkasnya.

Halaman 2 dari 2
(fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.