Hingga saat ini, di kawasan ini masih ada empat rumah, satu masjid dan satu pemakaman kuno. Namun sudah tidak ada yang tinggal di sini.
Kampung mati ini hanya terasa hidup saat Lebaran. Baik Idul Fitri maupun Idul Adha. Soal itu disampaikan salah seorang warga yang pernah tinggal di kampung mati itu, Tohari.
Baca juga: Mampir di Kampung Mati Ponorogo |
Menurutnya, warga kerap mengunjungi kampung mati itu saat Lebaran sembari mengingat masa kecil. "Tiap Lebaran selalu ramai warga yang ingin merayakan," kata Tohari kepada wartawan, Kamis (4/3/2021).
Tak hanya mengunjungi kampung mati, warga juga kerap menunaikan salat Idul Fitri maupun Idul Adha di Masjid Sumbulan.
Kemudian khusus Idul Adha, warga juga menggelar prosesi kurban di sana. Seperti yang disampaikan Kepala Desa Plalangan, Ipin Herdianto.
"Yang punya rumah di Sumbulan memang sudah tidak tinggal di situ, hanya waktu tertentu saja ke situ, pengajian tertentu, atau salat Id," terangnya.
Ipin menambahkan, Kawasan Sumbulan saat ini memang kosong tak berpenghuni. "Dulu ada 15 KK hampir satu RT. Mulai ditinggalkan 5 tahun lalu, hilang semua. Sebelumnya ada dua atau tiga keluarga, terus mulai pindah," lanjutnya.
Keluarga terakhir pindah, lanjut Ipin, karena ikut anaknya serta ada yang dibelikan perumahan. Disinggung soal hawa mistis, menurut Ipin hampir semua tempat pasti ada, termasuk di kampung mati. (sun/bdh)