Prakirawan Badan Meterologi Klimatologi Geofisika Karangploso, Kabupaten Malang, Edythya Ferlani W menyatakan fenomena hujan es cenderung terjadi saat siklon tropis. Butiran es itu terbentuk melalui kondensasi uap air yang sangat dingin di atmosfer. Pembentukan es terjadi di lapisan di atas titik beku.
"Untuk sementara pantauan terakhir, karena siklon tropis. Sehingga menyebabkan adanya fenomena itu. Jadi kalau suhu dan kelembapan lingkungan permukaan mendukung (Suhu dingin kelembapan tinggi), esnya mencairnya juga lambat. Jadi yang turun juga bisa butiran-butiran es kecil-kecil," terang Ferlani saat dikonfirmasi detikcom, Kamis (4/3/2021).
Ferlani mengaku, fenomena hujan es tersebut tak bisa diperkirakan munculnya di musim apa. Sebab fenomena di atmosfer bumi dan terbentuk karena angin bertekanan rendah.
Baca juga: Mengapa Hujan Es Mengguyur Malang Selatan? |
"Karena musim hujan, maka pergerakan angin musonnya dari arah barat ke timur, yang membawa cukup banyak uap air. Siklon bisa terbentuk kapan saja, memang lebih sering di puncak musim penghujan ataupun peralihan (Musim)," akunya.
Saat ditanya wilayah memungkinkan bisa terjadi fenomena hujan es? Ferlani menegaskan, wilayah dengan letak topografi lebih kuat memungkinkan bisa terjadi fenomena hujan es.
"Misalnya dataran yang lebih tinggi. Jadi tidak semua wilayah di Malang bisa terjadi fenomena itu, tergantung kondisi lokalnya," tandasnya.
Sebelumnya, seorang warga merekam hujan deras disertai angin kencang. Rekaman video pendek terjadinya hujan disertai angin kencang direkam warga yang tengah berteduh. Perekam video berdurasi 56 detik tersebut kemudian menunjukkan butiran es di atas telapak tangannya.
"Hujan angin, hujan angin," teriak warga suaranya terekam dalam video.
Simak juga 'Heboh Hujan Es di Sumatera Utara':
(fat/fat)