"Untuk sementara pantauan terakhir, karena siklon tropis. Sehingga menyebabkan adanya fenomena itu," terang Ferlani saat dikonfirmasi detikcom, Rabu (3/3/2021).
Butiran es itu terbentuk melalui kondensasi uap air yang sangat dingin di atmosfer. Pembentukan terjadi di lapisan di atas titik beku.
"Jadi kalau suhu dan kelembapan lingkungan permukaan mendukung (suhu dingin kelembapan tinggi), esnya mencairnya juga lambat. Jadi yang turun juga bisa butiran-butiran es kecil-kecil," jelasnya.
Ferlani juga menyampaikan, hujan es tak bisa diperkirakan munculnya di musim apa. Karena fenomena itu di atmosfer bumi, dan terbentuk karena angin bertekanan rendah.
"Karena musim hujan, maka pergerakan angin musonnya dari arah barat ke timur, yang membawa cukup banyak uap air. Siklon bisa terbentuk kapan saja, cuma memang lebih sering di puncak musim hujan atau pun peralihan," terangnya.
Ditanya wilayah yang memungkinkan diguyur hujan es, Ferlani menjelaskan, wilayah dengan letak topografi lebih kuat memungkinkan diguyur hujan es. "Misalnya dataran yang lebih tinggi. Jadi tidak semua wilayah di Malang bisa terjadi fenomena itu, tergantung kondisi lokalnya," lanjutnya.
Detik-detik terjadinya hujan es di Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang terekam kamera warga. Butiran es turun bersamaan dengan hujan disertai angin kencang pada Selasa (2/3) siang.
Perekam video sempat menunjukkan butiran es di atas telapak tangannya. Video itu kini telah beredar di media sosial.
Terlepas dari itu, gazebo yang berada di Rest Area Jurang Pletes, Desa Druju, Kecamatan Sumbermanjing Wetan rusak diterpa angin kencang, yang mengamuk saat terjadi hujan es tersebut. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang mencatat, 13 gazebo rusak berat, tiga warung rusak sedang, dan satu pohon jati milik Perhutani tumbang.
"Kerugian kurang lebih 15 juta, tidak ada korban dalam peristiwa itu. Kejadiannya Selasa pukul 14.15 WIB," ujar Plt Kabid Kedaruratan BPBD Kabupaten Malang, Sadono Irawan. (sun/bdh)