Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menjelaskan, saat libur panjang, berpotensi menimbulkan peningkatan kasus COVID-19. Hal itu berkaca pada Natal dan Tahun Baru (Nataru).
"Tolong semuanya dijaga, karena setiap libur panjang berpotensi terjadinya lonjakan kasus, rata-rata setelah 14 hari kemudian kita melihat terjadinya lonjakan kasus," ujarnya pada Rabu (10/2/2021) lalu.
Khofifah mencontohkan pelonjakan kasus usai libur panjang terjadi usai Idul Fitri 2020. Kemudian usai libur panjang Hari Kemerdekaan RI pada 17 Agustus. Lalu, libur panjang akhir Oktober lalu hingga pada Natal dan Tahun Baru (Nataru).
Pada momen usai libur panjang tersebut, penambahan kasus COVID-19 di Jatim selalu meningkat. Terbaru, pada Januari usai libur Natal dan Tahun Baru (Nataru), kasus COVID-19 di Jatim, setiap harinya bertambah antara 800-1.100 kasus. Bahkan sempat bertambah hingga 1.198 kasus baru pada 15 Januari 2021 lalu.
Ketua Satgas Kuratif COVID-19 Jatim, dr Joni Wahyuhadi mengatakan, kasus COVID-19 di Jatim hari ini mulai melandai. Hal itu juga diikuti melandainya kasus kematian.
"Tepat setahun, kasus mulai melandai, dan kasus kematian juga mulai menurun. Namun kita tetap waspada, jangan kendor prokes," terangnya kepada detikcom, Rabu (3/3/2021).
Update terbaru setahun Corona pada Selasa (2/3), jumlah kasus kumulatif COVID-19 di Jatim sebanyak 130.212 kasus. 3.340 kasus masih aktif/dirawat. 117.693 pasien sembuh dan 9.179 pasien COVID-19 meninggal. (fat/fat)