Ustaz Mimon, salah satu pengasuh Ponpes Annidhamiyah menjelaskan, keputusan itu diambil setelah ada diskusi dengan pihak terkait. Sebab, dari diskusi kondisi cuaca dan tanah masih berpotensi menimbulkan longsor susulan.
"Menghindari hal yang tidak diinginkan dan juga setelah ada diskusi dengan pihak terkait tentang yang tahu dengan kondisi keadaan saat ini dikembalikan ke keluarga masing-masing," ujar Maimon kepada detikcom, Rabu (14/2/2021).
Untuk santri putra, lanjut Maimon, tetap berada di pondok. Sebab lokasi asrama mereka relatif aman dari longsor.
"Yang dikembalikan yang putri saja. Totalnya ada sekitar 50 santriwati. Ya per hari ini," ujar pria yang juga menjabat Kepala SMP Ponpes Annidhamiyah itu.
Ditanya sampai kapan para santriwati itu dipulangkan? Maimon menyebut hingga batas waktu yang belum ditentukan. Sebab saat ini kondisi cuaca dan tanah di sekitar ponpes masih labil dan berpotensi terjadi longsor susulan di Pamekasan seperti. Hal itu sesuai penjelasan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pamekasan.
"Sampai batas waktu yang tidak ditentukan. Sampai betul-betul normal. Karena sampai sekarang kondisinya masih hujan. Sebagaimana yang disampaikan BPBD tanah masih labil. Kalau ada lagi cuaca yang ekstrem lagi berpotensi ada longsor kembali," tandas Maimon.
Sebelumnya, longsor terjadi di Kabupaten Pamekasan, Madura, menimpa bangunan Ponpes Annidhamiyah. Akibatnya, longsor di Dusun Jepun, Desa Bindang, Kecamatan Pasean, roboh dan menimbun 5 santri. Bangunan di bawah bukit itu roboh sekitar pukul 02.00 WIB.
Longsor membuat 5 santriwati meninggal dan 2 orang lainnya luka. Mereka akhirnya berhasil dievakuasi tim gabungan.
Simak video 'Jalan Longsor Memutus Akses Desa di Tulunganggung':
(fat/fat)