Kasus kematian COVID-19 di Jawa Timur hingga Selasa (23/2) berjumlah 8.958 kasus. Apa penyebab kasus kematian COVID-19 di Jatim tinggi?
"PR kita memang kematian. Kematian ini kita pelajari, dihitung, itu perlu dikaji lebih detail. Karena sebagian besar kematian itu adalah terjadi pada orang-orang lansia, premorbid," ujar Ketua Satgas Kuratif COVID-19 Jatim, dr Joni Wahyuhadi di Kantor Gubernur Jatim, Selasa (23/2/2021).
Joni membeberkan, banyak kasus kematian COVID-19 di Jatim terjadi akibat keterlambatan pasien masuk rumah sakit. Hal itu diperparah dengan penyakit bawaan atau komorbid pasien.
"Apa kematian ini terjadi di rumah sakit apa di masyarakat. Tapi yang jelas contoh di RSU dr Soetomo kematian ICU-nya 48 persen. Itu kecil, karena di dunia pun 70-80 persen. Kita terus bebenah, yang paling banyak itu kasus keterlambatan datang di RS. Jadi kematian di UGD tinggi," bebernya.
Pria yang juga Dirut RSU dr Soetomo ini menjelaskan, bila kasus kematian COVID-19 di Jatim tinggi, pihaknya tidak segan untuk belajar dari daerah atau provinsi lain.
Simak video 'Kasus Corona di Indonesia Tambah 9.775, Total Jadi 1.298.608':
"Kalau memang betul bahwa kita tinggi, kita siap belajar ke tempat lain. Rasa-rasanya RS kita tidak tertinggal amat kalau diskusi dengan tempat lain," ungkapnya.
Joni menambahkan, ada harapan dari PPKM Mikro bisa menekan kasus kematian COVID-19 baru.
"Inilah gunanya PPKM Mikro, surveilans kesehatan terus dilakukan. Jadi kalau ada yang sakit segera diisolasi, dikontak rumah sakit. Kasus kematian ini sudah mulai turun, meski overall Jatim di atas 7 persen," tandasnya.
Diketahui, kasus kumulatif positif COVID-19 di Jatim sendiri saat ini berjumlah 127.013 kasus. 4.031 kasus di antaranya masih aktif/dalam masa perawatan. Jumlah pasien sembuh sebanyak 114.024 Dan pasien yang meninggal dunia sebanyak 8.958 kasus.