Meski begitu, Pemkot Surabaya sudah mendata jumlah kebutuhan vaksinasi pada tahap kedua. Tahap kali ini kebutuhannya ditujukan ke petugas pelayanan publik hingga lansia.
"Total kebutuhan ada 390 ribu. Terdiri dari nakes yang tertunda ada 7 ribuan, estimasi sasaran pelayanan publik 117 ribu dan stimasi kelompok rentan termasuk lansia sekitar 266 ribu," kata Kabag Humas Pemkot Surabaya Febriadhitya Prajatara saat ditemui di ruang kerjanya, Kamis (18/2/2021).
Data pelayanan publik terdiri dari ASN dan non ASN, TNI, Polri, DPRD, Kejaksaan, Pengdilan, BUMN di Surabaya, BUMD. Selain itu transportation publik, tokoh agama, wartawan, kader kesehatan dosen (PTM dan PTS), Guru, pegawai pariwisata (Hotel, mal, resto).
"Data 117 ribu itu bisa bertambah untuk petugas pelayanan publik. Masih bisa menambah," ujarnya.
Sebelum melakukan vaksinasi sinovac tahap kedua, Pemkot Surabaya memiliki beberapa strategi. Yakni melakukan pendataan terlebih dahulu, menambah 159 fasilitas pelayanan kesehatan (Fasyankes) dan melatih tenaga vaksinator di puskesmas, klinik dan rumah sakit.
Selain di 159 fasyankes, pemkot juga memfasilitasi di tempat umum. Seperti mal, pasar, dan beberapa gedung di Surabaya. Syarat tempat ditentukan oleh dinkes. Tentu saja sesuai SOP prosedur dan di ruang terbuka.
"Rencana pendataan tempat umum nanti kalau memungkinkan pelaksana bisa di pedagang di pasar surya, ASN, non ASN di convention hall, Gedung Wanita, Gelora Pancasila, Gedung YKP, dosen/pengajar di tempat masing-masing, TNI, Polri di institusi masing-masing. Kelompok tokoh agama/lansia di fasyankes yang disediakan," jelasnya.
Hal tersebut untuk mempermudah para karyawan agar tidak meninggalkan pekerjaan dan pergi jauh ke fasyankes. "Untuk mempercepat biar mudah. Kalau menuju puskesmas kan repot. Misalkan di mal atau pasar ditentukan lebih cepat dan tidak mengganggu pekerjaan," pungkasnya. (fat/fat)